Kemesraan PDI Perjuangan-Gerindra, Jokowi Bagaimana?

Kemesraan antara PDI Perjuangan dan Partai Gerinda, menurut pakar komunikasi politik Dr Emrus Sihombing menunjukkan dua partai itu semakin menyatu.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Wakil Presiden Yusuf Kalla (kiri), Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri), Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin (kedua kanan) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019). (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)

Jakarta - Kemesraan hubungan yang kian terjalin antara PDI Perjuangan dan Partai Gerinda, menurut pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing menunjukkan kepentingan politik dua partai politik itu semakin menyatu.

"Semakin 'mesra' berarti kepentingan politik menyatu, semakin ada kesamaan. Jika semakin renggang, pasti semakin menjauh, saling mengkritik," kata Embrus di Jakarta, Kamis malam, 15 Agustus 2019, dikutip dari Antara.

Untuk kepentingan jangka panjang, saya melihat tidak tertutup kemungkinan untuk persiapan Pilpres 2024.

Menurut dia, kepentingan politik terbagi tiga, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang, demikian pula dengan kepentingan politik kedua partai politik yang dikabarkan kian dekat itu.

"Melihat kedekatan PDIP-Partai Gerindra, saya menilai bisa karena kepentingan jangka pendek, menengah, panjang, atau kombinasi ketiganya," katanya.

Embrus berhipotesa, kepentingan politik jangka pendek kedua parpol bisa saja berkaitan dengan penyusunan kepengurusan di MPR atau legislatif.

Kepentingan jangka menengah, kata dia, ada kemungkinan terkait penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak di 270 daerah pada 2020.

"Untuk kepentingan jangka panjang, saya melihat tidak tertutup kemungkinan untuk persiapan Pilpres 2024. Bisa saja di luar itu, kan itu hipotesa saya," ucapnya.

Ia mengingatkan, pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 seluruh partai politik setidaknya harus memiliki pendatang baru yang bisa bersaing. Karena berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo yang sudah dua periode.

"Koalisi parpol di Indonesia kan tidak sampai 20-25 tahun, tetapi paling lama lima tahun. Makanya, kenapa even lima tahunan pilpres saya katakan kepentingan politik jangka panjang," katanya.

Emrus mengatakan, kepentingan politik PDIP-Partai Gerindra karena pengisian kabinet bisa saja terjadi, tetapi "kemesraan" harus terjalin secara segitiga, yakni PDIP, Partai Gerindra, dan Jokowi.

"Sebab, urusan menteri kan harus dengan Presiden. Kalau kedekatan cuma dua partai, ya, artinya kepentingan parpol. Itu tadi, ada tiga seperti saya sampaikan," katanya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Tiga Nama Pengurus PDIP Surabaya Berpeluang Duduki Ketua DPRD
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya memastikan akan mendapatkan jatah kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya
DPRD Sidempuan Dilantik, PDIP Letakkan Jabatan Ketua
Ketua DPRD Kota Padangsidempuan, Sumatera Utara masa jabatan 2014-2019, Taty Aryani Tambunan dari PDIP resmi meletakkan jabatan.
PDIP Dukung Jokowi Bentuk Kementerian Baru
PDIP menyetujui keputusan Presiden terpilih Jokowi untuk membentuk kementerian baru, yakni Kementerian Ekonomi Kreatif dan Investasi.
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.