Advertorial - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara Ditjen Cipta Karya, tengah menyelesaikan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) melalui kegiatan penataan Permukiman Kumuh Perkotaan (PKP) di dua kawasan Bungkutoko, dan Petoaha di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Mengutip Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara Mustaba mengatakan kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh melalui program KOTAKU dilaksanakan dengan konsep pengembangan permukiman di kawasan pesisir.
"Saat ini progres konstruksinya telah mencapai 90,36 persen dan Insya Allah akan selesai November 2020," katanya saat meninjau pekerjaan penataan di kawasan Bungkutoko, Kamis (22/10/2020).
Mustaba melanjutkan, Program KOTAKU di dua kawasan ini mencakup area seluas 31 hektar dilaksanakan secara kontraktual oleh 2 kontraktor lokal. "Walaupun kontraktual, selama masa Pandemi COVID -19 seperti sekarang, kami alihkan polanya menjadi padat karya dengan melibatkan tenaga kerja lokal sebanyak 100 orang," imbuh Mustaba.
Saat ini progres konstruksinya telah mencapai 90,36 persen dan Insya Allah akan selesai November 2020
"Diharapkan, Kawasan Bungkutoko dan Petoaha akan menjadi destinasi wisata baru yang bersifat bahari di Kota Kendari. Warga bisa memanfaatkan fasilitas ruang publik ini sebagai spot swafoto, dan area bermain untuk anak dan keluarga," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S. Atmawdijaja, menilai inisiatif Kotaku merupakan hal yang baik bagi pertumbuhan sebuah kota, karena jika kotanya maju, kebutuhan dan tuntutan masyarakatnya juga semakin banyak dan kompleks.
"Tidak hanya kebutuhan dasar, juga sekunder dan tersier," ujarnya.
Menurut Endra, salah satu tuntutan masyarakat seiring modernisasi adalah rumah sehat, lingkungan berkualitas, dan tertata rapi, dilengkapi dengan jaringan air bersih dan pengolahan limbah.
"Program KOTAKU di dua kawasan ini bertujuan untuk menciptakan ruang kehidupan yang lebih baik dan berkualitas," kata Endra
Pekerjaan penataan kawasan Bungkutoko dilakukan kontraktor pelaksana PT Karya Syarnis Pratama dengan anggaran Rp 23 miliar. Sedangkan penataan kawasan Petoaha dilakukan kontraktor PT. Indopenta Bumi Permai dengan anggaran sebesar Rp 16,6 miliar. Pekerjaan penataan dua kawasan tersebut melibatkan sebanyak 100 pekerja masyarakat lokal.
Pekerjaan kawasan Bangkutoko dan Kawasan Petoaha dilakukan kegiatan berupa penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pembangunan jalan lingkungan sepanjang 245 meter, water front city, 697,16 meter drainase, jalan titian kramba 320 meter, TPS 3R, duiker plat, tambatan perahu, tempat duduk 4 unit, dan jalan paving block. []
Baca juga:
- Kementerian PUPR Bangun TPA Sidikalang di Dairi
- Kementerian PUPR Bangun Gedung Kuliah 4 Politeknik di Jatim
- Kementerian PUPR Tingkatkan Konektivitas Jalan di Morotai