Kemenparekraf Terbitkan 100 Karya Nulis dari Rumah

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menerbitkan buku berisi 100 karya pemenang Nulis dari Rumah
ilustrasi kegiatan nulis dari rumah (Foto:Tagar/dok.Kemenparekraf.go.id)

Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menerbitkan buku berisi 100 karya pemenang 'Nulis dari Rumah'.

Program bersama Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) ini untuk memberikan stimulus kepada penulis atau pelaku ekonomi kreatif di subsektor penerbitan dan literasi.

Karya tulis berupa esai dan cerpen yang dihasilkan dari program tersebut diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat

Staf Khusus Menteri Parekraf Bidang Digital dan Industri Kreatif, Ricky Joseph Pesik mengatakan bahwa 100 karya ini dibagi menjadi dua judul buku berbeda. Versi antologi esai terdiri dari 50 karya dan antologi cerpen sebanyak 50 karya.

Dia menyebut, kumpulan cerpen terpili diberi judul Pesan Penyintas Siang. Buku ini diterbitkan oleh Mekar Cipta Lestari. Sedangkan kumpulan esai terpilih diberi judul Saatnya Menjadi Bangsa yang Tangguh yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

"Karya tulis berupa esai dan cerpen yang dihasilkan dari program tersebut diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan juga sektor penerbitan," ujar Ricky.

Ricky juga beri saran untuk pemasaran karya itu fokus lewat platform digital. "Kalau secara masal kami masih mengandalkan landscape bisnis konvensional yaitu cetak. Tapi kalau kita lihat kondisi sekarang, perlu sistem pemasaran digital yang lebih baik. Digitalisasi menjadi hal mau tidak mau harus dilakukan. Kita harus mulai beradaptasi dan kedepannya ini bisa mencapai sekala ekonomi sehingga membuat segala hal menjadi gampang," katanya.

Editor Senior Kepustakaan Populer Gramedia, Pax Benedanto menjelaskan bahwa 100 karya yang terpilih adalah tulisan yang memiliki tata bahasa yang baik, bersifat menggugah, terdapat pesan moral bagi pembaca, hingga memiliki orisinalitas karya.

"Jadi pembaca butuh kejutan, secara spesifik ada kriteria besar, dari gagasan tulisannya dijelaskan tentang apa, karena ini ada tema di dalam program yaitu seputar pandemi dan pariwisata. Jadi bukan yang tema bebas. Jadi 100 karya ini adalah karya terbaik dari 1076 naskah yang masuk yang telah memenuhi kriteria penulisan yang baik," ujar Pax.

Sementara itu, Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rosalina menyebut antusiasme masyarakat mengikuti program ini sangat tinggi.

Peserta tidak hanya datang dari kalangan masyarakat yang memiliki hobi menulis, melainkan juga diikuti oleh penulis profesional.

"Berharap kerja sama kami dengan Kemenparekraf bukan hanya memproduksi buku tapi juga bagaimana penerbit bisa menjual buku-bukunya ke masyarakat lebih luas lagi," ujar Rosidiyati. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Mapesa Galang Dana Demi Terbitkan Buku Kajian Sejarah Aceh
Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) akan menerbitkan sebuah kajian dari hasil penelitian dan dokumentasi di Kampung Pande.
Cerita Wisnu Nugroho Ditelepon Jakob Oetama Menyoal Buku SBY
Pemimpin redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho mengenang kisahnya yang pernah ditelepon Jakob Oetama.
Banjir Binjai, Upaya Gadis SMP Selamatkan Buku Sekolahnya
Banjir di Binjai, menjadi kenangan pahit bagi Putri Balqis. Pelajar SMP ini harus merelakan sebagian buku pelajaran rusak dan terbawa arus sungai.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.