Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19, Luhut Binsar Pandjaitan dalam pertemuan dengan Wamenkes, ahli kesehatan dan epidemiolog belum lama ini menyampaikan bahwa masih ada hampir 2 juta data atau lebih yang belum dientry.
Mengenai pernyataan ini, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menjelaskan, 2 juta data tersebut bukan data kasus positif yang ditutupi, namun justru kasus-kasus negatif yang belum terlaporkan.
Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk. Tetapi, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium.
Penyebabnya, selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif agar segera mendapat penanganan, sehingga data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.
“Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk. Tetapi, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium. Karena jumlah tes yang besar & tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung lebih dahulu melaporkan hasil positif agar bisa segera ditindaklanjuti,” jelas Jodi pada Sabtu, 6 Februari 2021.
Jodi menegaskan, mengenai hal ini beberapa pihak mungkin salah menangkap maksud Menko Luhut. Sedangkan sebenarnya 2 juta data tersebut justru akan membuat angka positivity rate menurun, bukan meningkat.
“Jadi ketika data tersebut nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan, angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya. Jadi artinya bukan ada kasus positif yang ditutupi dan yang ditakutkan terjadi lonjakan rasa-rasanya tidak akan terjadi,” ungkap Jodi.
Menurutnya, Integrasi data memang masih menjadi masalah dalam penanganan Covid-19. Sedangkan Menko Luhut sejak awal sudah fokus pada integrasi sistem manajemen yang baik, sehingga data yang disampaikan bisa faktual dan nyata.
- Baca juga : Peneliti UI: Sektor Pertanian Jangan Dipandang Sebelah Mata
- Baca juga : Instruksi Mendagri Soal PPKM Mikro Mulai 9-22 Februari 2021
Momentum pandemi Covid-19 ini, digunakan Menko Luhut untuk terus mendorong perwujudan big data kesehatan yang menampung dan mengintegrasikan berbagai sumber data kesehatan, seperti rekam medis elektronik, BPJS Kesehatan, vaksin, dan lain sebagainya.
“Memang ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Tapi Menko Luhut melihat pandemi ini sebagai momentum yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem database kita, bukan hanya di bidang kesehatan, tapi lainnya juga. Supaya ke depan kita bisa punya sistem manajemen data yang baik,” tutup Jodi. []