Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melakukan proses screening dan testing ulang kepada masyarakat terdampak gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) di Provinsi Sulawesi Barat. Itu dilakukan untuk mengetahui kondisi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Pusat Krisis Kemenkes, Dr. Budi Sylvana dalam keterangan resminya mengatakan, Kemenkes sedang melakukan proses screening dan testing sehingga dapat melakukan pemisahan pasien lebih dini.
Memastikan proses testing baik antigen maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR) berjalan dengan baik
Budi juga mengatakan, Kemenkes telah mendatangkan beberapa tim dari Jakarta maupun Makassar untuk melakukan proses tracing di titik pengungsian guna menekan potensi penularan Covid-19.
"Kemenkes juga memisahkan pasien positif dan negatif Covid-19 di rumah sakit, serta memastikan proses testing baik antigen maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR) berjalan dengan baik," ujarnya, Rabu, 20 Januari 2021.
Dia menambahkan, Kemenkes juga telah mendatangkan mobil PCR dari Makassar sehingga pelaksanaan tes, termasuk tes antigen maupun PCR dapat dilakukan secara langsung di Kabupaten Mamuju.
Sebelumnya Kemenkes juga mempersiapkan dua pusat layanan kesehatan pasca gempa 6,2 SR, yakni Rumah Sakit Kapal dan Puskesmas.
Menurut Budi, pihak TNI turut berperan dalam pengoperasian Rumah Sakit Kapal yang digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terdampak. Sedangkan tiga puskesmas yang ada di Kabupaten Mamuju telah mulai kembali beroperasi.
Pelayanan rumah sakit, total dari empat rumah sakit yang ada di Kabupaten Mamuju, hanya dua rumah sakit yang dapat beroperasi, yaitu Rumah Sakit Regional dan Rumah Sakit Bhayangkara.
Saat ini Kemenkes tetap mengatur kebutuhan tenaga dokter ahli di Provinsi Sulawesi Barat sehingga mampu memenuhi layanan kesehatan pasca bencana gempa tersebut.[]