Surabaya - Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada tahun depan diprediksi terus meningkat diatas satu persen, setelah dinyatakan keluar dari zona merah Covid-19. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi Jatim minus 5,9 persen.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak mengatakan, pada awal pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal pertama masih bertahan 3 persen. Namun pada kuartal II turun menjadi minus 5,9 persen.
Program padat karya, dan swakelola akan menumbuhkan daya beli masyarakat sehingga ekonomi akan tumbuh.
"Tapi secara nasional, pertumbuhan ekonomi Jatim masih tinggi, yang mencapai minus 6 persen," kata Sahat, dikonfirmasi, Rabu 14 Oktober 2020.
Politisi asal Partai Golkar itu menegaskan bahwa ia optimistis pertumbuhan ekonomi Jatim tidak lagi minus. Melainkan diangka satu persen hingga Desember 2020. Hal ini terlihat dari pendapatan asli daerah (PAD) Jatim yang memenuhi target Rp 12 triliun.
"Dengan terpenuhi target PAD, maka optimis pertumbuhan ekonomi 1 tidak minus lagi," tutur Sahat.
Sekretaris DPD Partai Golkar Jatim itu optimistis tahun depan pertumbuhan ekonomi berada diangka 2 persen. Hal ini karena stimulus yang diberikan dalam rangka merangsang pertumbuhan ekonomi daerah.
Program yang dirancang Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sudah sejalan dengan pemerintah pusat yakni program padat karya, dan swakelola. Program padat karya, dan swakelola akan menumbuhkan daya beli masyarakat sehingga ekonomi akan tumbuh.
"Program tersebut (padat karya dan swakelola diharapkan semakin diwujudkan dan direalisasikan, karena pada dasarnya program sudah ada. Tinggal bagaimana mendorong supaya ditumbuhkembangkan realisasi di masyarakat," kata Sahat.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan II 2020 terkontraksi 5,90 persen dibandingkan triwulan II 2019 secara year-on-year (yoy). Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal ini, terjadi sejak lima tahun terakhir, yaitu dari 2015 hingga 2020.
Jika dibandingkan dengan triwulan I 2020 (quartal to quartal), maka pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan II juga mengalami kontraksi yakni minus 5,45 persen. "Pola tersebut diluar tren, di mana perekonomian Jatim selalu naik," kata Dadang dalam konferensi pers secara virtual, Rabu 5 Agustus 2020 lalu. []
- Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi II/2020 Jatim Terkontraksi 5,90%
- Jawa Timur Deflasi 0,29%, Tanda Membaikkah Ekonomi