Kekeringan di DIY, BMKG Keluarkan Status Awas

Sejumlah daerah di Provinsi DIY mengalami kemarau panjang. Sampai saat ini sudah lebih dari 60 hari tanpa hujan.
PMI DIY melakukan droping air bersih di Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Rabu 3 Juli 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Sejumlah daerah di Provinsi DIY mengalami kemarau panjang. Sampai saat ini sudah lebih dari 60 hari tanpa hujan.

Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengeluarkan status "Awas" untuk daerah tersebut. Ada tiga kabupaten diberlakukan status awas.

"Status Awas ini terjadi di sejumlah daerah di Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Rabu 3 Juli 2019.

Menurut dia, status Awas ditetapkan dengan mendasarkan pada Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 61 hari dan prospek curah hujan rendah kurang dari 10 mm per 10 hari.

Di wilayah dengan status Awas ini, hujan sudah tidak turun lebih dari 61 hari dan prospek curah hujannya rendah

Etik mengatakan, status Awas di Kabupaten Bantul ada sembilan kecamatan yakni Kasihan, Jetis, Imogiri, Pajangan, Pandak, Bantul, Sewon, Banguntapan dan Piyungan.

Di Kabupaten Gunungkidul meliputi 10 kecamatan Tanjungsari, Paliyan, Girisubo, Rongkop, Karangmojo, Ponjong, Wonosari, Saptosari, Semanu, dan Tepus. Di Kabupaten Kulonprogo berada di Kecamatan Panjatan.

"Di wilayah dengan status Awas ini, hujan sudah tidak turun lebih dari 61 hari dan prospek curah hujannya rendah," kata Etik.

Selain status Awas, Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta juga menyebut beberapa daerah berstatus Siaga. "Satus Siaga mendasarkan pada hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dan prospek hujan kurang dari 10 mm per 10 hari," kata dia.

Status Siaga ini berada di empat kabupaten. Di Kabupaten Bantul meliputi Pleret, Piyungan, Bambanglipuro, Pundong, Dlingo, Kretek, Kasihan dan Sedayu.

Kabupaten Sleman ada di Berbah, Prambanan, Ngemplak, Cangkringan, Seyegan, Moyudan, Minggir, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Depok, Gamping, Turi, Godean, Sleman, dan Ngaglik.

Kabupaten Kulonprogo ada Kokap, Pengasih dan Girimulyo. Kabupaten Gunungkidul ada di Patuk, Purwosari, Ngawen, Nglipar, Playen dan Semin.

Etik mengatakan, BMKG memperkirakan puncak musim kemarau pada Agustus nanti. Hujan kriteria rendah terjadi selama tiga bulan; Juli, Agustus dan September. "Hujan berkisar antara 0 sampai 10 mm per bulan, kriterianya rendah," ungkap dia.

Menurut dia, kemarau panjang di sejumlah daerah di DIY menyebabkan pengurangan ketersediaan air tanah atau kelangkaan air bersih. Dampaknya lainnya peningkatan potensi kebakaran.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, ada 15 kecamatan mengalami kekeringan di Gunungkidul. "Sudah lima kecamatan yang sudah mengajukan droping air bersih," kata dia.

Menurut dia, BPBD Gunungkidul mengalokasikan anggaran Rp 530 juta untuk droping air bersih menggunakan tujuh armada termasuk cadangan. "Sejumlah lembaga juga sudah membantu droping air bersih," ujarnya.

Sementara itu, Humas PMI DIY Warjiyani mengatakan permintaan droping dari masyarakat terus mengalami peningkatan. "Kemarin droping air bersih dilakukan di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul sebanyak 25 ribu liter," ujar dia. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara