Makassar - Pejabat Wali Kota Makassar Prof Yusran Yusuf yang baru saja menjabat 43 hari akan digantikan oleh Prof Rudi Djamaluddin yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Ini bikin bingung penonton, striker sementara bertarung melawan wabah kenapa tiba-tiba di ganti.
Pengamat pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar Andi Luhur Prianto mengibaratkan pergantian Pj Wali Kota Makassar sebagai pemain sepak bola.
"Ibarat permainan sepak bola, Makassar ini sudah pernah ganti striker. Biasanya striker pengganti itu dianggap lebih bagus menjalankan instruksi pelatih. Kecuali memang, pelatihnya tidak punya instruksi dan strategi permainan yang jelas. Ini bikin bingung penonton, striker sementara bertarung melawan wabah kenapa tiba-tiba di ganti. Meskipun sebenarnya, tidak ada hal yang betul tiba-tiba dalam permainan, terutama permainan politik," kata Luhur, Kamis, 25 Juni 2020.
Luhur menyebut, di institusi pemerintahan, tidaklah cukup penempatan pimpinan hanya berdasarkan pemenuhan syarat administratif dan kedekatan personal.
Dengan persediaan sumberdaya yang melimpah, sangat berlebihan memang mempromosikan pejabat-pejabat yang baru bermigrasi pada formasi jabatan yg tekanan politiknya sangat kuat.
"Pejabat seperti itu sulit membangun akseptabilitas pada warna-warna politik yang beragam, sehingga misalnya sulit membedakan pengaruh warna merah dan biru. Jabatan Penjabat wali kota Ini jabatan politik, pejabat adiministratif pun akan terseret pusaran arus politik elektoral. Apalagi tahapan Pilwali sudah dimulai kembali," ujarnya.
Ia menambahkan, pergantian-pergantian ini hanya memperlihatkan kualitas kepemipinan Gubernur Sulsel dalam mengawal transisi pemerintahan di Kota Makassar. Warga Makassar disuguhi kepemipinan less-direction dan penuh ketidak pastian.
Semua di bangun berbasis interest politik elektoral. Penjabat wali kota yang datang dan pergi memang bukan pilihan warga kota.
"Sejatinya, kota ini butuh pemimpin yang mampu menggerakkan solidaritas sosial lintas-batas, membangun kolaborasi dan punya strategi jitu untuk bersama melawan pandemi Covid-19," tutup Luhur. []