Jakarta - Aksi massa di Manokwari, Papua Barat, terjadi pagi ini, Senin, 19 Agustus 2019. Hal ini dipicu dari peristiwa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
"Ini memang di-trigger dari adanya kejadian yang ada di Jatim (Jawa Timur), khususnya di Surabaya dan Malang. Ini kami sesalkan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di RS Bhayangkara Surabaya, Senin, 19 Agustus 2019.
Jenderal Tito menjelaskan kerusuhan yang terjadi di Manokwari akibat dari kesimpangsiuran informasi dan kesalahpahaman terkait isu adanya kata makian bernada rasisme pada mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
"Kesalahpahaman informasi kemudian membuat saudara-saudara kita di Papua mungkin merasa terusik dengan bahasa-bahasa seperti itu," kata Kapolri Tito.
Akibat aksi massa di Manokwari, arus lalu lintas sejumlah jalan utama di sana mengalami kelumpuhan. Bahkan, kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat dibakar massa.
Bukan yang Pertama
Peristiwa di Surabaya ini ternyata bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya, pada 2018 juga pernah terjadi insiden terhadap mahasiswa Papua yang tinggal di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya.
Saat itu, asrama tersebut dikepung oleh aparat kepolisian setelah mahasiswa Papua se-Jawa dan Bali yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Papua Barat, 1 Desember 1961.
Ketika melakukan aksi, kelompok AMP dikepung oleh organisasi masyarakat (ormas) gabungan dan terjadi kericuhan saat kelompok ormas melempari massa AMP dengan batu. Peristiwa ini sendiri terjadi pada Sabtu, 1 Desember 2018. []