Kasih Kursi ke Harun Masiku, Riezky Aprilia Ketawa

Caleg terpilih DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Riezky Aprilia hanya bisa tertawa saat diminta memberikan kursinya kepada caleg gagal Harun Masiku.
Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDIP Riezky Aprilia yang diminta memberi kursi DPR ke Harun Masiku. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

Bekasi - Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel) 1, Riezky Aprilia mengaku pernah diminta untuk menyerahkan kursi parlemen yang didudukinya saat ini untuk politikus PDIP lainnya yaitu, Harun Masiku. 

Saya sempat ketawa.

"Pak Saeful menyampaikan yang akan menggantikan saya adalah Harun Masiku. Saya sempat ketawa, karena di bawah saya ada kurang lebih 4 orang lagi baru dia (Harun). Saya mikirnya Anda (Saeful) bagaimana nasib 4 orang ini," kata Riezky Aprilia di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020. 

Riezky menyampaikan hal tersebut saat menjadi saksi untuk mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dan kader PDIP Agustiani Tio Fridelina. 

Baca juga: Melongok Ruang Riezky Aprilia, Rival Harun Masiku

Dalam kasus ini Wahyu dan Agustiani didakwa menerima suap Rp 600 juta dari kader PDIP Harun Masiku, agar mengupayakan mekanisme Pergantian Antarwaktu (PAW) anggota DPR menggusur Riezky Aprilia.

Dalam dakwaan disebutkan meskipun politikus PDIP Nazarudin Kiemas sudah meninggal dunia, namun ia tetap mendapat suara tertinggi di Dapil Sumatera Selatan 1, yaitu 34.276 suara dalam pemilu legislatif 18 April 2019.

Suara Nazaruddin itu dialihkan ke suara Riezky, sehingga Riezky mendapat total 44.402 suara dan berhak menduduki jabatan sebagai anggota DPR periode 2019-2024. 

Namun, pada Juli 2019, rapat pleno PDIP memutuskan Harun Masiku yang hanya mendapat suara 5.878 menjadi caleg pengganti terpilih PDIP, dan berhak menerima pelimpahan suara dari Nazarudin Kiemas. Lantas PDIP menunjuk Donny Tri Istiqomah untuk mengurus persoalan tersebut dengan perantaranya Saeful yang rela datang ke Singapura untuk bernegosiasi dengan Riezky. 

"Pagi-pagi Donny bilang akan ada yang hubungi namanya Saeful. Dia (Saeful) datang sore dan minta bertemu di Shangri-La Orchard Hotel, saya mikirnya ketemu di restoran ternyata bukan, waduh ini saya dibawa ke mana, saya sempat 'sport' jantung juga. Saya dibawa ke kamar dan saat itu dia sendirian," ujar Riezky. 

Pertemuan itu sepengingatannya berlangsung sekitar 30 menit, yang intinya adalah meminta Riezky membuat surat pengunduran diri sebagai caleg terpilih dari Dapil I Sumsel. 

"Saya tanya alasannya bolak-baliknya politik harus fleksibel itu saja, dia tidak 'mention' si A, atau B atau C. Kalimat yang saya ingat, dia katakan 'saya ini tidak ada kepentingan apa-apa, saya mau bantu mbak, saya sama mas Donny temenan, saya diminta tolong untuk ketemu mbak," ucap Riezky menitukan suara Saeful. 

Akan tetapi Riezky yang baru pertama kali bertemu dengan Saeful tidak lantas percaya begitu saja dengan perkataannya. 

"Dia juga bawa surat-surat tapi saya tidak sentuh. Dia bilang ini surat-surat yang dia bawa dari Jakarta, silakan baca tapi saya tidak mau baca," ujar Riezky. 

Baca juga: Rival Harun Masiku, Riezky Aprilia Diperiksa KPK

Surat-surat itu menurut Riezky yang menirukan Saeful, adalah keputusan Mahkamah Agung (MA) dan fatwa MA. 

Dalam dakwaan disebutkan DPP PDIP pada 13 September 2019 mengirim surat perihal Permohonan Fatwa Terhadap Putusan MA-RI Nomor 57P/HUM/2019 19 Juli 2019 yang ditujukan kepada Ketua MA-RI, pada pokoknya DPP PDIP meminta fatwa kepada MA-RI agar KPU bersedia melaksanakan permintaan DPP PDIP sebagaimana yang tercantum dalam amar putusan. 

"Saeful juga bicara nanti ada ganti rugi biaya kompensasi suara saya nanti dikalikan Rp 50 ribu terus dikasih jabatan yang hormatnya sama dengan DPR. Saya katakan ini bukan suara dibeli atau jabatan, ini tanggung jawab saya dengan konstituen, tapi dia masih ngotot. Jadi saya aneh, kok jadi seperti pasar, tawar-menawar, saya tidak mau masih saja didesak," kata Riezky.

Ia pun menutup pembicaraan dengan menolak langsung permintaan Saeful yang ditugasi menyuruhnya mundur dari kursi parlemen. Riezky mesti menolak karena menurutnya memberikan kursi ke Harun Masiku sangat tidak masuk akal. 

Namun, setelah tiba di Indonesia, Riezky mengaku Saeful sempat menghubunginya lagi untuk meminta data perolehan suara.

Baca juga: Soal Megawati Gantikan Riezky Aprilia dengan Harun

"Saya katakan, Anda orang partai masa enggak punya data perolehan suara, salah minta dong, walau saya ada fotokopi rekap suara tapi kalau Anda minta ke saya salah alamat. Jadi Donny dan Saeful beberapa kali hubungi saya minta data C-1 dan data rekapitulasi suara tidak saya tanggapi. Kan lucu kalau benar orang partai enggak ada data," ujarnya. 

Riezky pun mengaku tidak pernah bertemu dengan Harun Masiku. "Itu yang saya bingung sampai detik ini saya belum pernah ketemu, kalau dengan Pak Darmadi (caleg Sumsel I lain) saya pernah ketemu karena kami sama-sama dari Sumsel, kalau dengan Pak Harun, papasan di tikungan saja tidak pernah," kata Riezky. 

Keberadaan Harun Masiku sejak ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 9 Januari 2020 hingga saat ini masih misterius. Padahal, dia sudah dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron. 

Terkait perkara ini, pada 28 Mei 2020 lalu, Saeful Bahri telah divonis 1 tahun dan 8 bulan penjara, ditambah dengan Rp 150 juta subsider 4 bulan kurungan, karena terbukti ikut menyuap anggota KPU periode 2017-2022 Wahyu Setiawan sebesar Rp 600 juta. []

Berita terkait
Harun Masiku Dianggap Tewas, KPK Jalankan Perkara
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menegaskan perkara penyidikan Harun Masiku terus berjalan meski ada isu tewas.
KPK Jawab Dugaan Harun Masiku Meninggal Dunia
KPK ikut merespon pernyataan Koordinator MAKI Boyamin Saiman yang menggelontorkan analisa mengenai menghilangnya Harun Masiku.
Ketua KPU Konfirmasi Ketemu Harun Masiku Bahas PAW
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku pernah bertemu eks caleg PDIP Harun Masiku membahas proses PAW anggota DPR RI.