Kapanewon Pakem Sleman Menyiapkan 4 Barak Pengungsian Merapi

Kapanewon Pakem, Sleman, Yogyakarta menyiapkan empat barak pengungian mengingat aktivitas Gunung Merapi semakin meningkat.
Pemandangan 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi dilihat dari sisi barat pada Jumat, 8 Januari 2021. (Foto: Istimewa)

Sleman - Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta mulai mempersiapkan empat barak pengungsian bila radius bahaya Gunung Merapi diperluas. Hal tersebut menyusul adanya guguran awan panas yang merah ke barat daya beberapa waktu lalu.

Padukuhan Turgo, Tritis yang berada di Kalurahan Purwobinangun, Pakem  berada di radius 5,7 Kilometer dari puncak Merapi. Sedangkan wilayah Kaliurang, Kalurahan Hargobinangun, Pakem berada di radius 5,9 kilometer.

Panewu Pakem Suyanto mengatakan, empat unit barak yang dipersiapkan di antaranya satu barak di Padukuhan Pandanpuro, Kalurahan Hargobinangun. Dua barak Padukuhan Watuadeg, Kalurahan Purwobinangun dan satu barak di Candibinangun. “Dua balai Kalurahan juga dipersiapkan menjadi barak. Pakembinangun, dan Harjobinangun,” kata Panewu Pakem Suyanto saat dikonfirmasi, Jumat,  8 Januari 2021.

Baca Juga:

Pihaknya juga mempersiapkan gedung-gedung sekolah dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia dan beberapa rumah penduduk. “Khusus untuk kelompok rentan akan ditempatkan di barak Watuadeg,” ucap dia.

Aktivitas Merapi belakangan ini semakin aktif, sehingga menuntut warganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Kegiatan ronda malam hari terus dilakukan warganya. “Kami juga minta agar selalu memantau informasi dari BPPTKG melalui media sosial,” ujarnya.

Kami juga minta agar selalu memantau informasi dari BPPTKG melalui media sosial.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas pada Kamis, 7 Januari 2021 sekitar pukul 08.02 WIB. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan, awan panas yang keluar dari Merapi merupakan guguran dari gundukan kecil yang terpantau pada puncak gunung beberapa waktu lalu.  "Ini awan panas kecil dari guguran, bukan erupsi,” kata Hanik kepada wartawan dihubungi melalui sambungan telepon. 

Guguran awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik. Guguran mengarah ke kali Krasak (Barat Daya) dengan tinggi kolom sejauh 200 meter. 

Baca Juga:

Untuk pertama kalinya Gunung Merapi mengeluarkan awan awan panas sejak status Siaga (level III). Meskipun demikian, pihaknya belum mendapat laporan terjadi hujan abu akibat guguran awan panas Gunung Merapi. "Belum ada (hujan abu). Sebab aktivitas guguran masih terpantau kecil," ujar Hanik. 

BPPTKG belum merevisi pemberlakukan rekomendasi aktivitas Gunung Merapi. Daerah potensi bahaya masih dalam jarak radius maksimal 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. []

Berita terkait
Merapi Keluar Awan Panas Tapi Bukan Erupsi, Ini Kata BPPTKG
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas untuk pertama kalinya sejak level III. Namun BPPTKG Yogyakarta menyebut bukan erupsi. Begini penjelasannya.
Tanda Kian Jelas, 85 Persen Gunung Merapi akan Meletus
Gunung Merapi tercatat empat kali mengalai guguran lava pijar. BPPTKG menyebut kondisi ini sebagai tanda bahwa Gunung Merapi akan meletus.
BPPTKG Sebut Gunung Merapi Sudah Memasuki Fase Erupsi
Gunung Merapi tercatat sudah empat kali terjadi guguran lava pijar. BPPTKG menyebut saat ini sudah memasuki fase erupsi. Warga diminta waspada.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.