Kapal Tenggelam, 13 Orang Meninggal, Regu SAR Hentikan Pencarian Korban

Kapal tenggelam, 13 orang meninggal, regu SAR hentikan pencarian korban. “Informasi jumlah penumpang masih harus diklarifikasi lebih ulang karena tidak ada data lengkap seperti manifest,” kata Kombes Pol Dicky Sondani.
Anggota kepolisian mengangkat jenazah salah satu korban kapal motor Arista yang tenggelam di Rumah Sakit Jala Ammari, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2018). Kapal rakyat yang membawa puluhan penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Paotere Makassar menuju Pulau Barrang Lompo tenggelam di perjalanan sehingga mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan delapan masih dalam pencarian. (Foto: Ant/Abriawan Abhe)

Makassar, (Tagar 13/6/2018) – Pencarian korban kapal karam di Perairan Makassar, Sulawesi Selatan, dihentikan. Regu Pencari dan Penyelamat (Search and Rescue/SAR) akan melanjutkan pencarian besok, Kamis (14/6).

"Pencarian korban untuk sementara dihentikan dan besok akan dilanjutkan kembali untuk mencari sisanya," jelas Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Rabu (13/6).

Dicky mengungkapkan, data korban kapal karam berdasarkan hasil pendataan oleh tim SAR lebih dari 40 orang.

Menurut dia, informasi jumlah penumpang kapal karam masih harus diklarifikasi lebih ulang karena tidak adanya data lengkap seperti manifes.

"Kalau ada manifes bisa diketahui, sementara kalau kapal penumpang tradisional seperti ini sedikit susah hanya dari mulut ke mulut sesama penumpang," jelasnya.

Sebelumnya dikabarkan, sebuah Kapal Jolloro warna kuning yang memuat 37 penumpang, karam dan tenggelam dekat Pelabuhan Paotere Makassar pada Rabu siang. Kapal ini diketahui dikemudikan Dg Killa.

Dari informasi yang dihimpun Tagar News, korban meninggal sebanyak 13 orang, didominasi wanita dan anak-anak. Kapal naas ini pada Rabu siang bertolak dari Pelabuhan Paotere, jembatan 5 menuju Pulau Barang Lompo.

Seorang penumpang, H Sampara menerangkan kapal yang memuat sekitar 37 orang menuju Pulau Barang Lompo itu, mayoritas kaum ibu dan anak-anak. Kapal tenggelam sekitar pukul 13.00 WITA.

“Setelah kapal melewati tanggul reklamasi dekat Pantai Losari, jarak sekitar 50 meter, kapal langsung terbalik akibat gelombang laut atau pantulan dari tanggul reklamasi,” terang Sampara.

Korban Meninggal

Hingga sore, proses pencarian korban masih berlangsung hingga dihentikan oleh Tim SAR. Diprediksi masih ada korban jiwa lainnya menginggat sebagian penumpang kapal didominasi oleh anak-anak.

Adapun identitas penumpang dalam kapal tersebut, yang sudah ditemukan, yakni:

Korban di RS Jala Ammari

1. Sdri Hariani, meninggal dunia

2. Sdri Ita, meninggal dunia

3. Sdri Marwah, meninggal dunia

4. Sdri Asriani, meninggal dunia

5. Sdr Rahmat, meninggal dunia

6. Haskar, meninggal dunia

7. Sdri Delima, meninggal dunia

8. Sdri Nio, meninggal dunia

9. Sdri Ince Asriati, hidup

10. Sdri Niar, hidup

11. Sdri Kila, hidup

12. Sdri Mayangsari, hidup

13. Sdri Munayya, hidup

14. Sdr Irwandi, hidup

15. Sdr Taslim, hidup

16. Sdr Calvim, hidup

17. Sdr Kadis, hidup

18. Sdr Kila (nahkoda), hidup

19. Sdri St Rahyani, hidup

20. Sdri Heria, hidup

21. Sdri Rauda, hidup

22. Sdr Yusril, hidup

23. Sdri Lenni, hidup

Korban di RS Akademis

1. Sdri Masita, hidup

2. Sdri Nurbaya, hidup

3. Sdri Nur Nia, hidup

4. Sdr Firman, hidup

5. Sdr Irfan, hidup

6. Sdri Sarina, hidup

7. Sdr Darman, hidup

8. Sdri Sarna, hidup

Dicky Sindani menyebutkan, terdapat enam korban yang berada di Pulau Barang Lompo. "Enam korban di Pulau Barang Lompo, lima orang meninggal dunia dan satu orang selamat, untuk identitasnya nanti menyusul," ujarnya.

Dicky menambahkan, kapal naas tersebut mengangkut 37 orang penumpang, 13 di antaranya meninggal dunia, 24 lainnya selamat. (rio)

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)