Kaesang Pangarep Kena Virus Kerajaan Sunda Empire

Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, kena virus fenomena kerajaan baru Sunda Empire. Ia pun mendaulat dirinya sebagai Raden Mas Ngarep.
Kaesang Pangarep. (Foto: Twitter/Kaesang Pangarep)

Jakarta - Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, kena virus fenomena kerajaan baru. Ia memparodikan dirinya dalam busana kebesaran Raja Sunda Empire, menyebut dirinya Raden Mas Ngarep, mengunggah fotonya itu di Twitter dengan keterangan Tatanan Dasar Sang Pisang Empire. Tentu saja seperti biasa, ujungnya mengiklankan produk pisang nuggetnya, Sang Pisang. 

Fotonya itu menjadi viral ke mana-mana termasuk ke Facebook, mengundang keriuhan tawa netizen.

Kaesang PangarepCuitan Twitter Kaesang Pangarep, Jumat, 24 Januari 2020

Dalam foto, Kaesang memakai jas lengkap, kemeja, dasi, dan topi khas kesatuan. Atribut pelengkap di jas menyaingi petinggi Sunda Empire. Dengan wajah tersenyum lebar, Kaesang memplokamirkan Sang Pisang Empire, Tatanan Dasar ABCD.

A artinya Almond, B artinya Banroll, C artinya cokelat, D artinya pisang. Kaesang menuliskan nama kebesarannya adalah Raden Mas Ngarep.

Unggahan Kaesang ini dikomentari akun Twitter @sundaempire_GL. "Bagus nakku, sejak saya berkunjung ke istana, bapak kamu menitipkan amanah untuk merekrut kamu. Salam Empire."

Kaesang PangarepKaesang Pangarep di Twitter Kaesang Pangarep

Delusi Keagungan

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Koentjoro memandang fenomena kerajaan fiktif tak selalu berkaitan dengan persoalan ekonomi dan masih berpeluang muncul di kemudian hari. "Akan selalu terjadi. Sejak zaman dahulu ada, dan ke depan akan tetap ada," kata Koentjoro di Kampus UGM, Yogyakarta, Selasa, 21 Januari 2020, seperti diberitakan Antara.

Koentjoro mengatakan berdasarkan ilmu psikologi, fenomena kerajaan fiktif seperti munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah, serta Sunda Empire di Bandung, Jawa Barat, biasanya dimunculkan oleh orang yang mengalami delusi keagungan (grandiose delusion).

Keberhasilan para penggagas kerajaan fiktif untuk menggaet pengikut, menurut dia, karena didukung penguasaan psikologi massa sehingga mampu mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.

Cerita-cerita yang disampaikan di tengah kumpulan massa mampu mereka kemas secara menarik sehingga membuat hal-hal yang tidak ada seolah nyata. Kemampuan itu berpeluang menghipnotis orang lain memutuskan menjadi pengikutnya. "Itulah kekuatan psikologi massa sehingga orang dengan mudah percaya dengan apa yang dikemukakan."

Dari sisi para pengikut, kata Koentjoro, keputusan mereka tidak selalu dilandasi motif ekonomi. Buktinya merujuk fenomena Kerajaan Agung Sejagat, para pengikut rela mengeluarkan banyak uang sekadar untuk membeli seragam sebagai syarat keanggotaan. "Kalau kemiskinan, kenapa mereka mau membayar dua juta, artinya mereka cukup. Kondisi miskin tapi berspekulasi, ada keinginan yang mau dicapai."

Keputusan menjadi pengikut, lanjut Koentjoro, bisa dipengaruhi banyak faktor di antaranya berkaitan post power syndrom. "Banyak di antara mereka orang-orang tua yang dulu punya jabatan tertentu yang tidak terlalu tinggi yang kemudian ketika pensiun di rumah tidak ada siapa-siapa yang bisa diperintah lalu dia menggabungkan yang ada di situ."

Kemungkinan lain, kata Koentjoro, adalah kurangnya sentuhan kasih sayang atau penghargaan yang didapatkan para orang tua dari anak-anaknya. Sehingga sebagai sarana aktualisasi diri, mereka memilih bergabung dengan komunitas itu.

Untuk mencegah fenomena kerajaan atau keraton palsu muncul kembali, ia berharap pemerintah dan masyarakat bersinergi meningkatkan daya kritis masyarakat melalui pendidikan. "Kita ingatkan iqra (membacalah) agar kita mau berpikir, tidak mudah kena pengaruh." []

Baca cerita:

Berita terkait
Sunda Empire Aceh Bakal Datangi Kantor Polisi
Pengurus Sunda Empire segera mendatangi pihak kepolisian memberikan klarifikasi terkait kegiatan di Aceh Utara, Aceh.
Roy Suryo Laporkan Sunda Empire ke Polda Metro Jaya
Roy mengatakan kabar hoaks yang disebarkan kelompok itu adalah lokasi berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan NATO di Wikipedia
Denny Siregar: Ketipu Raja Sejagat dan Sunda Empire
Baca tentang kasus Keraton Agung Sejagat Purworejo dan Sunda Empire, saya jadi pengen cerita sedikit. Tulisan Denny Siregar.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.