Jurusan SMK di Yogyakarta Perlu Dievaluasi

Kemendikbud RI mengimbau pemerintah daerah membantu mengevaluasi SMK. Ini alasannya
Sekretaris Jenderal Kemendikbud membacakan sambutan Mendikbud RI Didik Suhardi, Ph.D, pada pembukaan LKS SMK 2019 di Sportorium UMY, Senin 8 Juli 2019. (Foto: Tagar/Ratih Kiswara)

Yogyakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia mengimbau tiap pemerintah daerah untuk membantu mengevaluasi pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Evaluasi yang perlu terus dilakukan yakni berkaitan dengan jurusan-jurusan SMK.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud membacakan sambutan Mendikbud RI Didik Suhardi, Ph.D, Senin 8 Juli 2019. Dalam acara Pembukaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK di Sportorium UMY, Didik mengatakan, berdasarkan data di Kemendikbud RI, terdapat jurusan yang sudah masuk kategori jenuh.

"Artinya, apakah jurusan ini masih harus dipertahankan atau sudah harus ditutup. Karena pada dasarnya kami betul-betul mengharapkan, pada saatnya nanti tidak ada satupun lulusan SMK yang menganggur. Karena itu perlu dilakukan evaluasi jurusan, utamanya untuk jurusan yang bisa diisi oleh lulusan lain," ungkap Didik.

Salah satu jurusan jenuh atau yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal evaluasi, dicontohkan Didik, ialah jurusan adminiatrasi. 

Setiap tahunnya, jurusan administrasi di semua SMK di Indonesia ketambahan sekitar 300.000 siswa. Padahal daya tampung lulusan ini tidak sebanyak itu. Menurut Didik, selama ini dunia kerja hanya mampu menyerap 50% dari jumlah lulusan jurusan administrasi SMK.

Artikel lainnya: Yogyakarta Kirim Tenaga Kerja Pertama Kali ke Jepang

“Karena itu perlu evaluasi terus menerus. Ke depan, SMK harus bisa semakin menarik dan setiap lulusannya bisa terserap dunia kerja. Hal lain yang perlu dievaluasi dari sistem pendidikan SMK ialah mitra sekolah di dunia industri. Jangan sampai ada SMK yang tidak memiliki mitra,” imbuhnya.

Didik menjelaskan, keberadaan mitra dunia industri sangat penting karena siswa SMK perlu berlatih, sebelum terjun ke dunia kerja. SMK pun harus bisa memyiapkan anak-anak yang tidak hanya mampu bekerja di tingkat lokal, tapi juga harus bisa bersaing di tingkat regional, nasional, maupun global.

Terkait penyelenggaraan LKS SMK, Didik menegaskan, LKS SMK bukan sekedar perlombaan, tapi juga menjadi ajang bagi para siswa unjuk kinerja. Di ajang tahunan yang digelar Kemendikbud RI ini, tampil para siswa berprestasi di bidangnya masing-masing.

“Beragam prestasi ini diharapkan mampu menggambarkan perkembangan kualitas pendidikan SMK di seluruh Indonesia. LKS ini juga merupakan ajang meningkatkan sinergi antara siswa, sekolah, pemerintah daerah, dunia usaha dan industri. Ini penting untuk semakin menyelaraskan kompetensi anak-anak SMK dengan kebutuhan dunia kerja,” ungkapnya.

Artikel lainnya: Wali Kota Yogyakarta Raih Penghargaan Gandeng Gendong

Mengangkat tema ‘Kompeten Menyongsong Industri 4.0’, LKS SMK 2019 digelar pada 7-13 Juli 2019 di Yogyakarta. Ajang yang diselenggarakan untuk ke-27 kalinya ini diikuti 759 siswa SMK dari 34 provinsi di Indonesia. Mereka akan bersaing menjadi yang terbaik dalam 32 jenis bidang perlombaan.

Saat membuka LKS SMK 2019, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menepis anggapan yang menilai siswa SMK kurang dalam penguasaan teknologi. Hal ini telah dibuktikan dengan beragam prestasi siswa SMK, bahkan di tingkat global. Untuk itu, Sri Sultan mendukung diselenggarakannya LKS SMK, sekaligus berterima kasih dengan dipilihnya Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggara.

“Dari penelitian empiris, LKS berdampak positif dan signifikan bagi peningkatan kompetensi dan motivasi belajar siswa SMK. Namun konsekuensinya, para juara harus dididik lebih lanjut agar bisa meraih preatasi tertinggi dalam ajang internasional,” paparnya.

Sultan menambahkan, prestasi para siswa SMK juga merupakan hasil dari proses panjang dan berat. Hal ini juga menunjukkan bahwa Indoensia masih memiliki generasi penerus yang cerdas dan jenius. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.