Bantul - Pasien positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia bertambah satu orang pada Minggu, 19 Juli 2020. Sehingga total pasien terpapar corona yang meninggal di DIY tercatat ada 12 orang.
Sedangkan pasien yang meninggal terakhir tersebut berasal dari Kabupaten Bantul. Di kabupaten berslogan Projotamansari ini, pasien corona yang meninggal sampai saat ini sebanyak empat orang.
Juru Bicara Pemerintah Daerah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, menyatakan pasien yang meninggal dunia yakni pasien Kasus 425, laki-laki 73 tahun warga Bantul. "Kasus 425 sudah meninggal dengan komorbid atau penyakit penyerta ginjal dan liver," kata Berty, Minggu 19 Juli 2020.
Dengan penambahan ini maka total pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 12 orang. Sedangkan total kasus positif Covid-19 di DIY secara akumulatif sebanyak 432 kasus, dengan 324 kasus telah sembuh.
Kasus 425 sudah meninggal dengan komorbid atau penyakit penyerta ginjal dan liver.
Sementara itu Juru Bicara Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa membenarkan bahwa hari ini ada pasien yang meninggal dunia. Menurutnya pasien itu merupakan pasien 122 yang berasal di Kecamaatan Pundong, Bantul.
“Ada yang meninggal dari Pundong, pasien 122 dengan riwayat pasien dengan pengawasan (PDP) dengan komorbid. Lalu untuk penambahan pasien positif ada empat, dua di antaranya perempuan lalu sisanya laki-laki,” kata pria yang akrab disapa Oki ini.
Oki mengatakan, penambahan empat pasien positif tersebut ialah kasus 118, berjenis kelamin pria, 53 tahun, Kecamatan Sewon, riwayat kontak erat dengan pasien nomor 104. Kemudian kasus 119: perempuan, 62 tahun, Kecamatan Jetis; kasus 120: perempuan, 56 tahun, Kecamatan Sewon, riwayat kontak dengan pelaku perjalanan Bandung; terakhir kasus 121: pria, 37 tahun asal Kecamatan Banguntapan.
Selain itu ia juga melaporkan bahwa hari ini ada enam pasien yang berhasil sembuh. Keenam pasien sembuh tersebut rinciannya kasus 92: perempuan, 56 tahun, asal Sedayu; kasus 93: perempuan, 60 tahun, asal Sedayu; kasus 94: pria, 41 tahun, asal Srandakan; kasus 95: laki-laki, 15 tahun, asal Srandakan; kasus 96: perempuan, 17 tahun, asal Sanden; dan kasus 98: pria, 67 tahun, asal Sanden. []