Jakarta – Pandemi virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) belum menunjukkan tanda-tanda reda. Bahkan, pandemi virus corona dunia membuka lembaran-lembaran catatan baru, seperti jumlah kasus harian baru yang banyak di beberapa negara. Kasus harian baru yang banyak di beberapa negara meningkatkan jumlah kasus global. Laporan situs independen, worldometer, tanggal 6 September 2020, pukul 04.43 WIB, menunjukkan jumlah kumulatif kasus positif virus corona tembus angka 27 juta yaitu 27.007.566 dengan 882.365 kematian dan 19.103.713 sembuh.
Jika dihitung dari tanggal 31 Desembe 2019 ketika Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) menerima laporan tentang virus baru di Wuhan, China, maka hanya dalam 251 hari jumlah kasus global sudah mencapai 27.007.566 . Itu artinya setiap hari ada 107.600 warga dunia yang terpapar virus corona.
Catatan baru pandemi adalah India dan Brasil saling salip dalam jumlah kasus. Tanggal 6 September 2020, pukul 02.59 WIB, jumlah kasus di India (4.110.833) melampuai jumlah kasus di Brasil (4.093.586). Tapi, dua jam kemudian, tanggal 6 September 2020, pukul 04.43 WIB, Brasil (4.113.969) kembali melewati India (4.110.839).
Lambaran baru lain adalah dua negara Amerika Latin yang di awal pandemi ada di ‘papan bawah’ pandemi Covid-19 dunia pada tanggal 6 September 2020, pukul 04.43 WIB, ada di ‘papan atas’ yaitu Peru di peringkat ke-5 dunia dengan kasus 676.848, dan Kolombia dengan jumlah kasus 650.062.
Empat negara penyumbang kasus terbanyak yang melebihi 1 juta, yaitu:
Amerika Serikat 6.424.384
Brasil 4.113.969
India 4.110.839
Rusia 1.020.310
Sedangkan kawasan penyumbang kasus terbanyak adalah:
Asia 7,640,270
Amerika Utara 7,620,186
Amerika Selatan 6,649,088
Eropa 3,771,384
Afrika 1,296,704
Oseania 29,213
Geliat pandemi virus corona global terus bergejolak. Negara-negara yang semula bisa menangani pandemi, belakangan justru kelabakan karena muncul kasus-kasus baru seperti di China, Korea Selatan, Vietnam, Australia dan Selandia Baru.
Di awal pandemi banyak kalangan yang justru memperkirakan China akan jadi ‘neraka’ sebagai episentrum virus corona karena kasus pertama terdeteksi negara itu, tapatnya di Wuhan. Selanjutnya disebut Korea Selatan yang akan jadi episentrum karena Negari Ginseng itu jadi tujuan utama pelancong asal China, terutama dari Wuhan.
Perkiraan itu meleset karena sampai sekarang tidak pernah terjadi episentrum virus corona di China dan Korea Selatan. Dengan jumlah kasus 85.112 China ada di peringkat ke-38 dunia, sedangkan Korea Selatan di peringkat ke-74 dunia dengan jumlah kasus 21.010.
Episentrum virus corona pertama justru ‘terbang’ ke Italia yang disusul Spanyol dan Rusia. Selanjutnya episentrum menyeberangi Samudara Atlantik ke Amerika Serikat. Episentrum berikutnya di Brasil. Berlanjut ke Asia yang terjadi di India dan terakhir di Afrika Selatan.
Dengan kondisi pandemi yang terjadi hanya vaksin yang bisa menghadang penyebaran virus corona, tapi sejauh ini belum ditemukan vaksin yang ampuh. Maka, ‘vaksin sosial’ yaitu protokol kesehatan (selalu memakai makser, jaga jarak fisik dan sering mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir) bisa diterapkan. Celakanya, banyak negara yang tidak secara konsisten menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan WHO. Itu artinya pandemi masih akan terus membuka lembaran-lembaran baru. []