Jakarta – Hanya dalam empat hari jumlah kumulatif positif virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) sudah bertambah 529.274 dari 8.000.000 di tanggal 15 Juni 2020 bertambah ke angka 8.529.274 pada tanggal 19 Juni 2020 Pukul 03.03 WIB. Ini dilaporkan situs independen, worldometer, dengan data real time dan link ke negara bersangkutan.
Kalau dihitung dari kasus pertama dilaporkan otoritas China ke Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), 31 Desember 2019, maka hanya butuh 172 hari dari 10 kasus di Wuhan, China, sampai menembus angka 8,5 juta secara global.
Kelalaian dunia jadi pintu masuk virus ke 121 negara dan teritori serta 2 kapal pesiar mewah yang melaporkan kasus Covid-19. Ketika virus berkecamuk di Wuhan banyak negara yang melihat dengan sebelah mata karena ada perkiraan bahwa ‘neraka’ corona akan terjadi di China dan Korea Selatan (Korsel) sebagai episentrum.
Negara-negara dengan kasus Covid-19 di atas 100.000 dengan perbandingan kasus di China dan Korea Selatan. (Tagar/Syaiful W Harahap).Perkiraan itu masuk akal karena Kota Wuhan dihuni oleh 11 juta orang dan merupakan persimpangan transportasi. Sedangkan Korsel merupakan salah satu negara tujuan pelancong asal Wuhan.
Tapi, dunia lupa kalau awal Januari merupakan hari-hari istimewa bagi warga China untuk merayakan Tahun Baru. Laporan nytimes.com, 22 Maret 2020, menunjukkan ribuan warga Wuhan terbabng ke beberapa negara di dunia. Ketika penerbangan internasional dari dan ke China berjalan seperti biasa.
Data berdasarkan ponsel menunjukkan setiap bulan 900 warga Wuhan terbang ke New York. Dari kota ini pelancong itu bepergian ke berbagai negara bagian di Amerika Serika (AS). Lebih 2.200 pelancong Wuhan terbang ke Sydney. Dari kota ini mereka bepergian ke kota-kota lain di Australia.
Lebih dari 15.000 melancong ke Bangkok. Kota ini jadi salah satu tujuan favorit warg Wuhan. Kasus pertama corona ditemukan di Bangkok ketika seorang perempuan umur 61 tahun asal Wuhan mengeluh demam, sakit kepala dan tenggorokan.
Kasus corona kemudian dilaporkan terdeteksi di Tokyo, Singapura, Seoul dan Hong Kong. Di AS dilaporkan ada kasus terdeteksi dekat Seattle.
Memang, China melakukan lockdown di Wuhan tanggal 23 Januari 2020. AS dan beberapa negara menghentikan penerbangan dari dan ke China tanggal 31 Januari 2020. AS menolak warga China masuk ke negaranya tapi mengizinkan WN Amerika yang pulang dari China masuk.
Banyak kalangan mengatakan langkah AS dan negara lain itu sudah sangat terlambat karena wabah atau pandemi corona akan segera merebak di 30 kota di 26 negara sebagian besar dipicu oleh penularan dari pelancong Wuhan.
Hal itu benar-benar terjadi ketika pada awal Maret 2020 dilaporkan corona merebak di Italia. Negeri Pizza ini pun jadi episentrum pertama Covid-19 di luar China. Selanjutnya tejadi susul menyusul di ‘papan atas’ dengan kondisi sekarang Amerika Serikat di puncak disusul Brasil, Rusia, India, Inggris, Spanyol, dst.
Dikabarkan China, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan dan Thailand menjalankan tes Covid-19 secara massal dengan sistematis, tracing dan isolasi pasien. Langkah-langkah membuat temua kasus baru turun drastis.
Sedangkan negara-negara lain justru anggap remeh sehingga sekarang masuk dalam jajaran 18 negara di dunia dengan kasus di atas 100.000 yang dipuncaki oleh Amerika Serikat dengan jumlah kasus 2.253.256. Amerika Serikat jadi episentrum di Amerika Utara, sedangkan di Amerika Selatan episentrum Covid-19 ada di Brasil.
Di Asia episentrum Covid-19 ada di India yang disusul oleh Iran, Pakistan, Arab Saudi dan Bangladehs. Indoneisia jadi episentrum baru di ASEAN dengan jumlah kasus 42.762. []
