Oleh: Syaiful W. Harahap*
Jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia sampai tanggal 21 Juni 2021, pukul 12.00 WIB, dilaporkan tembus 2 juta yaitu 2.004.445 sedangkan jumlah kematian 54.856 (Twitter @KemenkesRI). Dengan jumlah kasus ini Indonesia ada di peringkat ke18- dunia dan peringkat ke-4 di Asia.
Dari awal pandemi banyak kalangan yang merasa ‘aman’ karena kasus harian sedikit sehingga tidak menjalankan protokol kesehatan (Prokes) dengan konsisten. Akibatnya, kasus harian Covid-19 mula naik akhir Agustus 2020 dengan puncak yaitu jumlah kasus harian terbanyak 14.518 pada tanggal 30 Januari 2021.
Selanjutnya kasus harian mulai turun sampai kasus terencah 2.000-an pada pertengahan Mei 2021. Namun, akhir Mei 2021 kasus harian mulai menanjak lagi sampai pada puncaknya tanggal 21 Juni 2021 sebanyak 14.536.
Pertambahan kasus harian baru selalu terjadi setelah libur nasional dan keagamaan. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tetap tidak berhasil karena warga tidak mau mengikuti anjuran pemerintah.
Baca juga: Hanya Masyarakat Bisa Putus Rantai Penularan Corona
Pemerintah baru mengakui ada kasus virus corona di Indonesia pada tanggal 3 Maret 2020.
Di awal Februari 2020 tim peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health di Amerika Serikat (AS) ragu soal kasus virus corona di Indonesia karena etika itu negara-negara di ASEAN sudah melaporkan kasus virus corona. Tim peneliti Harvard mengatakan Indonesia tidak mampu mendeteksi virus corona sehingga tidak ada kasus yang terdeteksi.
Menkes, ketika itu Terawan Agus Putranto, malah menantang tim peneliti Harvard untuk membuktikan bahwa di Indonesia sudah ada virus corona. Padahal, kasus pertama, waktu itu disebut Pasien 01, sudah berhari-hari dirawat di sebuah rumah sakit di Depok, Jabar, tapi tidak terdeteksi virus corona pada Pasien 01.
Baca juga: Pemerintah Sangat Terlambat Menangani Wabah Covid-19
Untunglah teman Pasien 01 memberitahu bahwa dia terdeteksi positif virus corona di Malaysia. Berdasarkan informasi itu Pasien 01 dibawa ke RS Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara, baru terdeteksi virus corona pada Pasien 01. Pada waktu yang bersamaan terdeteksi juga warga di beberapa provinsi tertular virus corona. Mereka tidak ada kontak dengan Pasien 01.
Untuk menghadapi pandemi Covid-19 banyak negara menjalankan lockdown (penguncian), tapi di Indonesia banyak yang menentangnya sehingga yang bisa dilakukan dalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), tapi tidak efektif karena warga tidak patuh.
Baca juga: Pemerintah Tidak Bisa Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19
PSBB ditingkatkan jadi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro untuk tingkat wilayah bahkan sampai ke unit terkecil yaitu rukun tetangga (RT). Sama seperti PSBB tetap saja warga tidak patuh.
Melihat pertambahan kasus harian sepekan terakhir ini yang melejit naik, maka hanya masyarakat yang bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Apalagi salah satu varian virus corona yang terdeteksi di Indonesia asalah varian Delta yang memorakmorandakan kehidupan di India. []
* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id