Jokowi: Regulasi untuk Memeras Bahayakan Agenda Nasional

Jokowi memberi peringatan kepada para penegak hukum dan pengawas untuk tidak memanfaatkan hukum atau regulasi yang saat ini belum sinkron.
Presiden Jokowi saat meresmikan secara virtual gedung sekolah vokasi Undip Semarang, Rabu, 26 Agustus 2020. Jokowi minta industri membuka akses kemudahan mahasiswa untuk magang minimal selama satu semester. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi peringatan kepada para penegak hukum dan pengawas untuk tidak memanfaatkan hukum atau regulasi yang saat ini belum sinkron. Terutama, Jokowi meminta tak ada penyalahgunaan untuk menakut-nakuti pengambil kebijakan dan pelaksanaan dari suatu proses.

"Penyalahgunaan regulasi untuk menakut-nakuti dan memeras inilah yang membahayakan agenda pembangunan nasional yang seharusnya bisa kita kerjakan secara cepat, kemudian menjadi lamban dan bahkan tidak bergerak karena adanya ketakutan-ketakutan itu," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 26 Agustus 2020.

Penyalahgunaan regulasi untuk menakut-nakuti dan memeras inilah yang membahayakan agenda pembangunan nasional

Jokowi menyatakan terdapat tiga agenda besar yang harus diwujudkan dalam aksi pencegahan korupsi di Indonesia. Dia menyebut, ketiga agenda itu meliputi pembenahan regulasi nasional, reformasi birokasi, serta peningkatan kampanye literasi antikorupsi di tengah masyarakat.

Salah satu agenda besar itu mengenai reformasi birokrasi. Jokowi mengatakan, organisasi birokrasi yang terlalu banyak jenjang dan divisi harus segera disederhanakan tanpa mengurangi pendapatan dan penghasilan dari para birokrat.

"Karena terlalu banyak eselon akan semakin memperpanjang birokrasi, memecah anggaran dari unit-unit kecil yang sulit pengawasannya, dan anggaran akan habis digunakan untuk rutinitas saja," ujarnya.

Jokowi menegaskan, reformasi birokrasi juga erat kaitannya dengan perizinan dan tata niaga yang juga harus memperoleh perhatian khusus. Sebab, kata dia, yang berkepentingan terhadap perizinan bukan hanya pelaku usaha besar, tetapi juga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang jumlahnya lebih dari 60 juta dan menjadi penopang utama perekonomian nasional kita.

Dengan demikian, ia menuturkan bahwa sistem perizinan dan tata niaga yang memberi kesempatan bagi para pengambil rente harus segera dirombak dengan salah satunya menerapkan penyederhanaan birokrasi dan pemanfaatan teknologi informasi yang semakin meningkatkan transparansi dan kemudahan bagi masyarakat.

Apalagi, lanjut dia, tata niaga yang menyangkut pondasi kehidupan masyarakat terutama yang berkaitan dengan pangan, obat, dan energi.

"Yang menjadi korban akhir dari tata niaga yang tidak sehat itu adalah rakyat. Rakyat harus menanggung harga yang mahal akibat dari tata niaga yang tidak sehat," ucap Presiden Jokowi.[]

Berita terkait
Jokowi: Buka Magang Mahasiswa di Industri 1 Semester
Presiden Jokowi minta mahasiswa diberi kemudahan akses untuk magang kerja di dunia industri. Minimal selama satu semester.
Puan Minta Jokowi Detail Soal Subsidi Gaji Pekerja
Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk lebih detail dalam menyusun perencanaan dan pendataan terkait subsidi gaji karyawan.
KPN Prediksi Reshuffle Menteri Kabinet Jokowi
Kajian Politik Nasional (KPN) meprediksi akan ada resuffle menteri di Kabinet kerja Jokowi.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi