Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Bataona, mengatakan Jokowi meminjam tangan Prabowo untuk menyodok para musuh.
Bataona mengemukakan hal itu berkaitan masuknya Prabowo Subianto dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, dan nasib kelompok pendukung fanatik yang diisukan sering mengganggu stabilitas politik nasional.
"Ketika Prabowo sudah menjadi bagian dari Jokowi, maka menyerang Jokowi itu sama dengan menyerang Prabowo," ujar Bataona seperti diberitakan Antara, Sabtu, 26 Oktober 2019.
Selain itu, lanjutnya, masuknya Prabowo dalam lingkaran kekuasaan akan mempersulit gerakan kaum ultra kanan atau garis keras.
Menyerang Jokowi sama dengan menyerang Prabowo.
"Posisi Prabowo di dalam pemerintahan Jokowi, tentu akan meredam kaum ultra kanan atau garis keras, maupun oligarki orde baru yang sering kali diisukan mengotaki aksi-aksi kekerasan dan gerakan melawan pemerintah," kata Bataona.
Bataona menambahkan, belum lagi ditopang Jenderal Luhut Pandjaitan yang masih tetap menjadi orang kuat di pusaran kekuasaan Jokowi. Luhut bisa memainkan banyak peran untuk melindungi Jokowi termasuk dengan mengendalikan Partai Golkar.
"Nah ketika Golkar dan PDIP juga Gerindra bersatu, didukung PKB dan PPP, maka akan sulit menerobos Jokowi," kata Bataona.
Karena itu ia meyakini stabilitas politik nasional akan lebih terjamin karena semua pihak yang berpotensi mengganggu kekuasaan, sudah diredam lewat kehadiran Prabowo dalam Kabinet Indonesia Maju. []
Baca juga: