Jokowi, Minggu Sore Hingga Malam di Lombok

Jokowi, Minggu sore hingga malam di Lombok bersama korban gempa, menyerahkan bantuan, menghibur anak-anak, rapat terbatas.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (ketiga kanan) bersama warga korban gempa nonton bareng upacara penutupan Asian Games 2018 di Lapangan Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Minggu (2/9/2018). Presiden Jokowi disela kunjungannya ke lokasi gempa menyempatkan diri untuk nonton bareng warga korban gempa upacara penutupan Asian Games 2018. (Foto: Antara/Ahmad Subaidi)

Jakarta, (Tagar 3/9/2018) - Presiden Joko Widodo melakukan beberapa hal selama berada di pengungsian korban gempa Lombok, Minggu (2/9) sore sampai malam. Di antaranya menyerahkan bantuan untuk pembangunan rumah korban terdampak gempa, menghibur anak-anak terdampak gempa di tenda pengungsian yang terletak di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, juga melakukan rapat terbatas di sekitar lokasi pengungsian berkaitan pembangunan rumah warga terdampak gempa. 

Seperti dalam rilis dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, anak-anak di tenda pengungsian tampak riang saat Presiden Jokowi datang menghampirinya sekira pukul 19.20 Wita.

Kepala Negara bercengkerama dengan kurang lebih 200 anak-anak untuk menghibur dan sejenak melupakan bencana gempa yang mereka alami.

"Coba satu orang maju," kata Presiden yang langsung disambut unjuk jari anak-anak di pengungsian.

Habi dan Izna yang masing-masing duduk di kelas 5 dan 6 SD maju ke hadapan Presiden.
Keduanya kemudian diberi pertanyaan seputar penjumlahan dan perkalian yang sukses mereka jawab.

Presiden lantas memberikan hadiah sebuah tas sekolah untuk mereka.

Sejumlah anak lainnya kemudian berebut untuk maju setelah Presiden meminta mereka untuk kembali maju. Seperti Rifki misalnya, murid kelas 1 SD yang berkesempatan berinteraksi dengan Presiden.

"Rifki, coba satu ditambah satu ditambah satu ditambah satu berapa?" tanya Presiden.

Tanpa pikir panjang, Rifki langsung menjawabnya dengan tepat. Setelahnya Presiden kembali mengajukan pertanyaan penjumlahan yang sedikit lebih sulit namun juga berhasil dijawab olehnya.

"Ini pintar banget, ini diberi tas," kata Presiden.

Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Presiden bermalam di lokasi pengungsian untuk kemudian melanjutkan peninjauan langsung proses penanganan pascagempa yang terjadi di Lombok beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungannya ini, Presiden didampingi di antaranya Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BNPB Willem Rampangilei, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Rapat Terbatas

Presiden Joko Widodo pada Minggu malam itu juga usai nonton bareng penutupan Asian Games ke-18 di Lapangan Bola Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, menggelar rapat terbatas bersama jajaran terkait untuk membahas pembangunan kembali rumah masyarakat Lombok yang hancur maupun rusak karena gempa beberapa waktu lalu.

Rapat terbatas diadakan di sekitar lokasi pengungsian yang terletak di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Hadir dalam pembahasan tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Gubernur NTB M. Zainul Majdi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BNPB Willem Rampangilei.

Kepada jajarannya, Kepala Negara mengatakan bahwa dirinya melihat adanya keinginan dari banyak masyarakat Lombok yang ingin membangun kembali rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka masing-masing.

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintah akan memfasilitasi keinginan tersebut namun tetap berada dalam pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Saya melihat kelihatannya ada keinginan masyarakat untuk membangun rumah sesuai keinginan mereka sendiri.

Prinsipnya tidak ada masalah, tapi fungsinya harus betul dipastikan. Kemudian pakai RISHA (teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat)," ujarnya.

Presiden meminta jajarannya untuk tetap mendampingi masyarakat Lombok dalam pembangunan kembali rumah mereka.

Hal itu bertujuan agar masyarakat diperkenalkan kepada teknologi RISHA yang memiliki keunggulan tahan goncangan gempa.

Sebelumnya, selepas melaksanakan salat Magrib berjemaah bersama para pengungsi di Desa Kekait, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat, Kepala Negara mengingatkan bahwa NTB merupakan daerah yang sering dilanda gempa bumi. Pada tahun 1979 misalnya, NTB juga pernah dilanda gempa besar seperti yang sekarang ini terjadi.

"Oleh sebab itu, saya titip dalam membangun rumah sekarang ini harus dihitung bahwa bangunan itu harus tahan gempa. Ini nanti akan diarahkan oleh Kementerian PU," kata Presiden.

Presiden pun menyatakan bahwa pemerintah akan memfasilitasi keinginan sebagian masyarakat Lombok untuk membangun rumah sesuai dengan selera masing-masing.

"Silakan kalau yang ingin membangun dari dinding kayu. Mau bangun dengan dindingnya dari bedek bambu, boleh. Mau dibangun lagi dengan tembok boleh tapi yang konstruksinya tahan gempa. Harganya sama yang tahan gempa dengan yang tidak. Tapi harus benar konstruksiknya," ucapnya.

Selain itu, Presiden Joko Widodo yang dalam satu bulan terakhir telah tiga kali mengunjungi Lombok juga ingin memastikan bahwa sejumlah fasilitas umum yang diperlukan masyarakat mulai dilakukan pembangunan atau perbaikan.

"Tadi saya ke sini juga ingin memastikan bahwa yang namanya sekolah, puskesmas, dan pasar itu harus segera dibangun. Saya cek sebagian sudah mulai dibangun alhamdulillah," tuturnya.

Presiden berharap agar kegiatan belajar mengajar para murid dapat kembali terlaksana dan segala aktivitas serta perekonomian NTB dapat segera pulih seperti sedia kala.

Dalam perjalanan menuju Desa Kekait ini, mobil yang digunakan Presiden sempat berhenti di jalan. Setelah turun dari mobil, setelah itu kembali melanjutkan perjalanan.

Serahkan Bantuan

Sebelumnya, pada sore harinya Presiden Joko Widodo menyerahkan langsung bantuan untuk renovasi rumah korban terdampak gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penyerahan bantuan ini digelar di Kelurahan Pemenang Baru, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

"Sore hari ini kita telah memulai, karena memang kemarin semuanya dalam keadaan darurat, karena cobaan yang diberikan Allah pada kita, semuanya dalam keadaan darurat. Yang di pusat juga kaget, yang di sini apalagi lebih kaget lagi," kata Presiden.

Saat ini, Presiden mengatakan, persiapan-persiapan menuju proses pembangunan rumah, rekonstruksi untuk fasilitas baik itu sekolah, puskemsas, dan rumah sakit, sudah dimulai. 

Pada kesempatan kali ini Presiden memberikan bantuan untuk 5.293 rumah dalam bentuk tabungan.

Adapun nilai tabungannya yaitu, Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan.

Terkait hal ini, Presiden menitipkan agar uang itu betul-betuk dipakai semuanya untuk pembangunan rumah.

"Kalau nanti bangunnya ini sudah selesai betul dan ternyata tidak sampai Rp 50 juta untuk bangunnya, tidak sampai Rp 25 juta yang rusak sedang, ya alhamdulilah. Silakan untuk kepentingan yang lain, tapi prioritas yang pertama adalah untuk rumah," ujarnya.

Dalam membangun kembali rumahnya, Presiden ingin agar rumah yang dibangun adalah rumah yang tahan gempa.

Oleh sebab itu, nanti pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dibantu TNI-Polri, akan memberikan pendampingan kepada masyarakat saat membangun rumahnya.

"Kita tahu di sini pernah juga gempa besar yaitu tahun 1979 pernah mengalami hal seperti ini. Artinya apa? Rumah-rumah yang dibangun nantinya harus rumah tahan gempa, sehingga kalau ada gempa lagi, rumahnya tetap tidak ada masalah," lanjutnya.

Meski demikian, Presiden juga menginginkan agar masyarakat tetap bergotong royong dan memanfaatkan bahan-bahan bangunan yang masih bisa dipakai, sehingga harapannya, dana bantuan yang diberikan pemerintah akan betul-betul cukup untuk membangun rumah kembali.

"Kita ingin agar rumah-rumah yang ada ini dibangun secepat-cepatnya. Oleh sebab itu semuanya harus bekerja keras, gotong royong, karena kita ini sebentar lagi akan masuk musim penghujan. Paling tdak ada konstruksi jadi atapnya sudah bisa dibangun, sehingga bisa dipakai untuk berteduh kembali apabila musim hujan sudah datang," ucap Kepala Negara.

Lebih Cepat

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan dana bantuan untuk rekonstruksi rumah ini diserahkan kepada korban terdampak dari empat kabupaten dan satu kota, yaitu Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kota Mataram, sedangkan untuk Sumbawa dan Sumbawa Barat, masih dalam proses verifikasi.

"Yang menerima bantuan stimulan adalah hasil dari verifikasi tim bahwa rumahnya benar-benar rusak berat dan itu sudah di-SK-kan oleh bupatinya masing-masing. Oleh karena itu, berdasarkan SK itu maka pemerintah menyalurkan bantuan stimulan yang tadi saya katakan untuk rumah rusak berat adalah Rp 50 juta," kata Kepala BNPB.

Willem menargetkan pada akhir September ini pembersihan puing-puing rumah sudah selesai. Meski demikian, ia mengatakan masyarakat sudah mulai membangun kembali rumahnya meski belum menerima dana bantuan dari pemerintah.

"Saya lihat di beberapa tempat yang sangat positif adalah masyarakat mulai membangun sendiri rumahnya," ujarnya.

Meskipun pemerintah sendiri menargetkan sekitar 7-8 bulan dari sekarang, ia optimistis pemulihan bisa lebih cepat selesai.

"Contoh seperti di Sumbawa Barat mereka punya Perda gotong royong untuk membangun rumah ini dan mereka yakin dalam tiga bulan mereka akan berhasil membangun semua rumah-rumah yang rusak," ujar Presiden.

Setelah menyerahkan bantuan, Presiden meninjau rumah anti gempa atau Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).

Sebelum tiba di lokasi penyerahan bantuan, Presiden bersama rombongan terlebih dahulu meninjau pembangunan puskesmas darurat yang berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Turut mendampingi Presiden dalam penyerahan bantuan ini, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Kepala BNPB Willem Rampangilei, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Gubernur NTB Zainul Majdi. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.