Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong peningkatan kerja sama antara ASEAN dengan China untuk meraih lebih banyak kemajuan. Ini untuk menyongsong tiga dekade kemitraan antara ASEAN dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 2021 mendatang.
Jokowi juga menyampaikan sejumlah hal agar negara-negara di Kawasan ASEAN dapat segera keluar dari dampak pandemi dan memulihkan ekonomi negara. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowisaat memberikan pidato pada KTT ke-23 ASEAN-RRT secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
ASEAN mampu melakukan transformasi ekonomi tersebut melalui kerja sama digital dengan mitranya.
"Saya ingin sampaikan tiga hal yang dapat kita lakukan agar segera bisa keluar dari pandemi dan memulihkan ekonomi. Pertama, transformasi kerja sama ekonomi berbasis digital," kata Jokowi.
Ia menilai, transformasi ekonomi dari cara-cara konvensional menuju ekonomi berbasis digital merupakan hal krusial yang saat ini harus dilakukan. Menurutnya, pandemi yang melanda setidaknya di 215 negara dunia memang berdampak besar.
"Namun, di tengah kondisi tersebut terdapat peluang bagi lompatan kemajuan, utamanya dalam hal pengembangan ekonomi berbasis digital," ucap Jokowi.
Ia menambahkan, sebagai upaya menjawab tantangan dan peluang tersebut, harapan agar persoalan ekonomi dan kesehatan dapat berjalan secara beriringan. Dan, kegiatan ekonomi dapat beradaptasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
RI-1 ini meyakini bahwa ASEAN mampu melakukan transformasi ekonomi tersebut melalui kerja sama digital dengan mitranya. "Tahun 2020 adalah tahun kerja sama ekonomi digital ASEAN-RRT. Sebagai pemimpin global ekonomi digital dan rumah bagi sepertiga unicorn dunia, antara lain Baidu, Alibaba, dan Tencent, China adalah mitra strategis bagi ASEAN," ujar Jokowi.
Jokowi menyebutkan, bersamaan dengan itu, ASEAN dan China, juga harus segera mereaktivasi kerja sama ekonomi. Antara lain melalui harmonisasi kebijakan, dan memastikan rantai pasok global dengan menghapus hambatan perdagangan. []