Jokowi Hadiri Pertemuan MEF 2021 secara Virtual

Presiden Jokowi jadi satu dari sepuluh kepala negara atau kepala pemerintahan yang mengikuti MEF 2021 yang digelar secara virtual
Presiden Joko Widodo mengikuti Major of Economies on Energy and Climate (MEF) 2021, 17 September 2021, secara virtual (Foto: setkab.go.id - BPMI Setpres/Lukas)

Jakarta – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menjadi satu dari sepuluh kepala negara atau kepala pemerintahan yang mengikuti Major of Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021 yang digelar secara virtual, Jumat, 17 September 2021. Dari Istana Kepresidenan Bogor, Presiden mengikuti forum yang berisi negara-negara utama dalam pembahasan tentang energi dan perubahan iklim tersebut.

“Presiden Amerika (Serikat) Joe Biden telah mengundang sejumlah negara-negara utama untuk hadir pada pertemuan ini dan pada kesempatan malam ini Bapak Presiden adalah salah satu dari hanya sepuluh kepala pemerintahan lainnya yang hadir dan berbicara dalam pertemuan melalui virtual setting,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar, seusai mendampingi Presiden dalam acara tersebut.

Selain kepala negara/kepala pemerintahan, forum ini juga dihadiri oleh sejumlah organisasi multilateral.

ahli hidrologi periksa kekeringanIlustrasi: Seorang ahli hidrologi memeriksa kekeringan akibat perubahan iklim di sebuah waduk di Graaff-Reinet, Afrika Selatan (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

“Selain sepuluh kepala pemerintahan, ada juga Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, serta Sekretaris Jenderal PBB,” ungkap Mahendra.

Pertemuan MEF bertujuan untuk menggalang kerja sama negara-negara utama untuk langkah-langkah konkret yang ambisius untuk mewujudkan ambisi ataupun target dari pertemuan Conference of Parties (COP26) di Glasgow bulan November mendatang. Menurut Wamenlu, tujuan secara spesifik adalah memastikan bahwa perubahan suhu dunia tidak melebihi satu setengah derajat celsius.

Dalam konteks tersebut, yang menjadi satu fokus utama adalah penyampaian Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu komitmen masing-masing negara yang disampaikan dalam kerangka rencana program dan tujuan untuk mengatasi perubahan iklim. Secara khusus sesuai dengan fokus dari pertemuan malam ini adalah terkait dengan transisi ke energi baru dan terbarukan.

Selain itu, Presiden Biden juga mengundang para peserta yang hadir pada pertemuan ini untuk mendukung global methane pledge, yaitu kesepakatan atau suatu janji bersama untuk juga mengatasi emisi yang disebabkan oleh gas metan.

isu5Perlindungan Iklim dan Pemanasan Global (Foto: dw.com/id)

“Terkait dengan global methane pledge yang merupakan usulan dan permintaan dukungan dari Presiden Biden, Bapak Presiden menyampaikan secara umum mendukung langkah tadi dengan menyarankan agar seluruh prosesnya dilakukan secara terbuka melalui mekanisme yang transparan dan bersifat partisipatif. Dalam konteks Indonesia sendiri, penurunan gas metan sudah dicakup di dalam NDC Indonesia yang juga sudah di-update dan disampaikan kepada PBB ataupun UNFCCC,” tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, dan Wamenlu, Mahendra Siregar (BPMI SETPRES/UN)/setkab.go.id. []

Teknologi Baterai yang Akan Mengubah Pasokan Energi Dunia

Pulau Buatan Sebagai Pusat Energi Terbarukan di Denmark

Penggunaan Energi Terbarukan di Eropa Salip Energi Fosil

Transisi BBM ke Energi Terbarukan Harus Bertahap

Berita terkait
PLN Jaga Keandalan Listrik Demi Ketahanan Energi NKRI
PT PLN Persero memastikan keandalan pasokan listrik dan keandalannya langkah ini dilakukan demi menjaga ketahanan energi di Tanah Air.
0
Pemerintah AS Siap Batalkan Pinjaman Mahasiswa Senilai 6 Miliar Dolar
AS akan batalkan pinjaman mahasiswa senilai 6 miliar dolar bagi 200.000 peminjam yang klaim bahwa mereka ditipu oleh perguruan tinggi mereka