Jenderal AS Umumkan Perang Afghanistan dan Evakuasi Berakhir

Penarikan tersebut mengakhiri perang terlama AS dan menutup satu babak dalam sejarah militer yang mungkin akan dikenang
Seorang tentara AS berjalan melewati bendera Amerika yang tergantung di Provinsi Kunar, Afghanistan, 11 September 2011 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Amerika Serikat (AS) menuntaskan penarikan pasukannya dari Afghanistan pada Senin, 30 Agustus 2021, malam. Penarikan tersebut mengakhiri perang terlama AS dan menutup satu babak dalam sejarah militer yang mungkin akan dikenang.

Perang tersebut dikenang karena kegagalannya yang kolosal, janji-janji yang tak terpenuhi dan jalan keluar terakhir yang kacau yang menelan korban lebih dari 180 warga Afghanistan dan 13 tentara AS. Sebagian dari tentara AS yang tewas itu berusia hampir sama dengan usia perang tersebut.

Jenderal Marinir Kenneth McKenzieJenderal Marinir Kenneth McKenzie, Kepala Komando Pusat AS, berbicara dengan pasukan AS saat mengunjungi Pangkalan Operasi Maju Fenty di Jalalabad, Afghanistan, 9 September 2019 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Phil Stewart)

Dalam mengumumkan selesainya evakuasi dan upaya perang, Kepala Komando Pusat Amerika Jenderal Frank McKenzie mengatakan pesawat terakhir lepas landas dari bandara Kabul pada pukul 15.29 waktu Washington, atau satu menit sebelum tengah malam waktu Kabul.

Ia mengatakan sejumlah warga AS, mungkin sedikit lebih dari 100, ditinggal tetapi ia yakin mereka masih bisa meninggalkan negara itu.

Beberapa jam sebelum tenggat yang jatuh pada Selasa, 31 Agustus 2021, Presiden Joe Biden menutup angkutan udara terakhir, sekaligus mengakhiri perang AS. Pesawat angkut Angkatan Udara membawa kontingen pasukan yang tersisa dari bandara Kabul. Ribuan tentara dalam dua minggu ini melindungi pengangkutan udara yang tergesa dan berisiko bagi puluhan ribu warga Afghanistan, AS, dan lainnya yang hendak keluar dari negara yang kembali diperintah Taliban.

Biden mengatakan para komandan militer dengan suara bulat memilih mengakhiri, tidak memperpanjang pengangkutan udara. Biden meminta Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk berkoordinasi dengan mitra internasional dalam memegang janji Taliban agar warga AS dan warga lain yang ingin pergi bisa melakukannya dengan aman pada hari-hari mendatang.

Bandara Kabul telah menjadi pulau yang dikuasai AS, kubu terakhir dalam perang 20 tahun yang merenggut lebih dari 2.400 nyawa orang AS. Jam-jam penutupan evakuasi ditandai dengan drama yang luar biasa. Pasukan AS menghadapi tugas berat untuk mengangkut pengungsi terakhir.

peswat amerika terakhir terbang dari kabulKeberangkatan pesawat terakhir AS pada Senin, 30 Agustus 2021, terjadi setelah hampir 20 tahun dimulainya invasi ke Aganistan (Foto: dw.com/id)

Sementara mereka juga harus mengeluarkan diri dan sebagian peralatan sambil memantau ancaman berulang - dan setidaknya dua serangan yang terjadi - oleh afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan. Serangan bom bunuh diri pada 26 Agustus 2021 menewaskan 13 tentara AS dan sekitar 169 warga Afghanistan.

Penarikan pasukan AS di Afghanistan seharusnya tidak berakhir seperti ini. Rencana pemerintah AS, setelah menyatakan niat menarik semua pasukan tempur, adalah tetap membuka Kedutaan Besar Amerika di Kabul, dilindungi sekitar 650 tentara, termasuk kontingen yang akan mengamankan bandara bersama negara-negara mitra. AS berencana memberi miliaran lagi kepada pemerintah Afghanistan yang kini tidak berfungsi untuk menopang tentaranya (ka/ah)/Associated Press/voaindonesia.com. []


Tentara AS Keluar dari Afghanistan Perang Terlamapun Berakhir

Pesawat Terakhir Amerika Lepas Landas dari Kabul

Operasi Evakuasi Inggris di Afghanistan Segera Berakhir

Warga Amerika yang Masih di Afghanistan Kurang Dari 200

Berita terkait
Warga Amerika yang Masih di Afghanistan Kurang Dari 200
Menlu AS, Anthony Blinken, mengatakan jumlah warga AS yang masih berada di Afghanistan tidak sampai 200 orang
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.