Makassar - Tim Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) belum melakukan mengautopsi jenazah korban dugaan pengeroyokan yang terjadi pada Minggu, 4 Oktober 2020 dini hari.
Sementara yang menjadi kendala adalah jenazah tanpa identitas. Jenis kelaminnya laki-laki dengan memiliki beberapa tanda-tanda kekerasan.
Alasannya, Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel belum mengetahui identitas korban tersebut. Hal itu dibenarkan dokter forensik Biddokkes Polda Sulsel, dr Deni.
"Sementara yang menjadi kendala adalah jenazah tanpa identitas. Jenis kelaminnya laki-laki dengan memiliki beberapa tanda-tanda kekerasan," katanya.
Kendati demikian, pihaknya juga belum berkoordinasi dengan penyidik Satreskrim Polsek Rappocini terkait adanya permintaan autopsi.
"Intinya kami kalau tanpa identitas, sesuai SOP kami memberikan waktu untuk penyidik untuk mencari tahu. Jika dalam 2 x 24 jam belum diketahui identitasnya, maka kami bisa melakukan autopsi," katanya.
Dia berharap penyidik mencari tahu identitas korban yang sebenarnya, sebelum dilakukan proses autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Urgensinya sekarang, siapa identitas korban. Kami akan dilakukan proses identifikasi dulu. Usia korban kurang lebih 18 tahun," katanya.
Hingga kini, jenazah korban dugaan pengeroyokan masih berada di ruang jenazah Biddokkes Polda Sulsel. []