Jelang Pilkada Serentak, Polisi Antisipasi “Black Campaign”

Jelang pilkada serentak, polisi antisipasi “black campaign”. "Kita punya cyber patroli, kita pantau,” kata Setyo Wasisto.
Puluhan tukang becak motor yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota Lampung melakukan aksi damai menolak Politik Uang dan Black Campaign di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Lampung, Kamis (7/6/2018). (Foto: Ant/Ardiansyah)

Jakarta, (12/6/2018) – Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, menyambut pilkada serentak yang akan segera berlangsung, polisi terus memantau pemberitaan hoaks atau black campaign yang tersebar di media sosial (medsos).

"Kita pantau terus sepanjang bisa kita kendalikan. tapi,  kalau tidak kita lakukan penindakan hukum," kata Setyo Wasisto di Mabes Polri, Selasa (12/6).

Menurut dia, dalam mengantisipasi adanya black campaign ataupun berita-berita hoaks yang tersebar di medsos, pemantauan dilakukan oleh patroli cyber.

"Kita punya cyber patroli, kita pantau. Tapi intinya Polri tidak selalu mengedepankan penegakan hukum, kita kedepankan pendekatan lunak," ucap dia.

Dia menyebutkan, pihaknya juga sudah menyiapkan pengamanan terkait pelaksanaan pilkada serentak di 171 wilayah.

"Kita siap. Kita juga melakukan latihan pra operasi dan penjagaan, pengawalan terhadap kartu suara mulai dari pencetakan, pengamanan sampai dengan distribusi dan insyaAllah 27 nanti siap pengamanan," ujarnya.

Sementara itu, menanggapi berita hoaks menjelang pilkada, Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengatakan, pembuat berita hoaks di medsos pada dasarnya berniat melakukan pencemaran nama baik terhadap suatu partai atau kelompok tertentu.

"Dengan pencemaran nama baik, si pelaku berpikir apa yang dilakukannya memiliki efek kejut. Mereka (pelaku) memakai medsos dan bahannya hoaks," kata Adrianus. (ron)

Berita terkait