Jakarta - DKI Jakarta dan Bekasi akan segera mendapatkan alat pendeteksi virus corona dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Alat itu berupa polymerase chain reaction (PCR). Didatangkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Jakarta mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diinstal.
Selain Jakarta dan Bekasi, kota-kota di Jawa Barat juga akan menerimanya. Ditambah sepuluh provinsi penerima alat PCR lainnya, yaitu Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
PCR itu pertama kali akan diberikan di Jakarta kemudian secara berturut-turut menyusul di 11 provinsi lain. "Jakarta mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diinstal karena secara teknikal membutuhkan proses," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 8 April 2020.
Baca juga: Gerindra Sebut Bahan Baku Obat Corona Banyak di Indonesia
Arya menambahkan, alat ini harus terpasang di ruang tekanan negatif. Bahkan, Perakitan alat ini membutuhkan waktu beberapa hari dan kehati-hatian yang tinggi.
"Kalau rumah sakit sudah punya tempat namanya negative pressure, maka sudah bisa alat tersebut digunakan. Dan banyak item-item lain yang disesuaikan dengan kriteria sebuah lab, apalagi lab virus seperti ini yang harus sesuai standar Kementerian Kesehatan," ujarnya.
Alat PCR yang didistribusikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ke sejumlah provisinsi berjumlah 20 unit. Dari jumlah itu terbagi menjadi dua jenis.
Sebanyak dua alat merupakan RNA extractor automatic. Diperkirakan mampu mendeteksi hasil tes positif atau negatif virus corona kepada 1.000 orang dalam sehari. Sedangkan 18 alat lainnya yaitu light cycle atau detektor PCR yang mampu digunakan untuk mengetes 9.000-10.000 orang per hari.
Baca juga: Apa Itu Tamiflu, Obat Positif Corona Saran Terawan
Dia berharap dengan adanya 20 alat itu didapatkan 300.000 tes virus corona dalam sebulan jika setiap harinya dapat dilakukan 5.000 hingga 10.000 tes corona.
Selain itu, Arya berharap rumah sakit ataupun klinik kesehatan makin mudah mendata berapa banyak masyarakat positif terinfeksi Covid-19. Dengan begitu, kata dia, upaya penyembuhan serta memutus rantai penularan akan semakin cepat.
"Ini langkah cepat supaya bisa mengantisipasi kondisi corona yang ada di Indonesia. Semua negara berebutan karena hampir seluruh dunia terkena corona," tutur dia. []