Jakarta - Duel sesama tim Inggris kembali terjadi di kompetisi Eropa. Sebelumnya, Chelsea menghadapi Arsenal di Liga Europa. Kali ini, final Liga Champions yang mempertemukan Liverpool melawan Tottenham Hotspur di Stadion Wanda Metropolitano, Minggu 2 Juni 2019 dini hari WIB. Pertandingan tersebut disiarkan langsung RCTI mulai pukul 02.00 WIB.
Liverpool memburu trofi ke enam kalinya di Liga Champions. Mereka terakhir kali menjadi juara pada 2005. Saat itu, Liverpool secara dramatis menaklukkan AC Milan 3-2 lewat adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 3-3.
Sukses yang penuh drama karena Liverpool sempat tertinggal 0-3 di babak pertama. Namun mereka mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3 di babak kedua. Saat adu penalti, kiper Jerzy Dudek menjadi penentu kemenangan setelah berhasil menggagalkan eksekusi striker Andriy Shevchenko.
Kini, The Reds ingin mengulang keberhasilan itu saat kembali berlaga di final untuk kedua kali berturut-turut. Musim lalu, Liverpool dipaksa menyerah 1-3 oleh Real Madrid.
Liverpool memiliki modal kuat. Di semifinal, mereka secara dramatis menyingkirkan Barcelona. Setelah kalah 0-3 di Nou Camp, Liverpool kemudian menghancurkan Barca 4-0 di Anfield. Kekalahan besar yang membuat mentalitas pemain Barca anjlok sampai akhir kompetisi La Liga Spanyol.
Di final kali ini, Liverpool bertemu lawan agak ringan atau setidaknya seimbang, Tottenham. Mereka pun berambisi mengukuhkan sebagai tim tersukses di Inggris yang paling banyak memenangi Liga Champions.
Tottenham ingin Jadi tim ke-23
Sebaliknya, Tottenham ingin menjadi tim ke-23 yang memenangi Liga Champions. Ya, klub London utara ini baru sekali ini melangkah ke final setelah menyingkirkan Ajax Amsterdam. Tak heran bila Tottenham kurang diunggulkan menghadapi Liverpool yang sudah berpengalaman di kompetisi Eropa.
Hanya, Tottenham makin optimistis menghadapi laga final. Pasalnya, striker Harry Kane sudah pulih dari cedera engkel yang dialaminya saat menang 1-0 atas Manchester City di laga pertama perempat final. Cedera itu yang membuat kiprah Kane di Liga Premier berakhir lebih cepat.
Bahkan dia masih belum bisa tampil di semifinal kedua melawan Ajax yang berakhir dramatis. Di laga itu, Tottenham mampu membalikkan keadaan dengan mengalahkan Ajax 3-2. Sebelumnya d laga pertama di kandang Tottenham, mereka kalah 0-1.
Bila Kane bisa dimainkan, maka striker Fernando Llorente bakal duduk di bench. Manajer Mauricio Pochettino pun mengubah skema bermain menjadi 4-2-3-1. Skema itu yang biasa dimainkan dengan menempatkan Kane sebagai ujung tombak tunggal. Dia akan ditopang gelandang enerjik Son Heung-min.
Namun tidak menutup kemungkinan Pochettino memainkan skema 4-3-3. Tottenham bakal bermain terbuka dan akan dihadapi Liverpool yang juga tampil ofensif seperti yang diharapkan manajer Juergen Klopp.
Meski baru pertama kali melangkah ke final bukan berarti Tottenham bakal menjadi bulan-bulanan Liverpool. Motivasi The Lilywhites tidak kalah tinggi dengan Liverpool untuk meraih trofi.
Bek Toby Alderweireld tegaskan Tottenham tak sekadar ingin bermain di final tetapi juga mengakhirinya dengan menjadi juara.
"Semua mengatakan sulit dipercaya Tottenham bisa ke final. Ternyata, kami bisa melakukan. Namun kami tak senang bila hanya tampil di final. Kami ingin memenanginya," kata Alderweireld seperti dikutip FourFourTwo.
"Mentalitas ini yang kami butuhkan," tegas bek asal Belgia yang menyatakan final sesungguhnya tidak dimulai pada Sabtu atau Minggu dini hari WIB. Menurutnya final sudah digelar sejak dua pekan lalu.
"Saat itu, kami sudah berlatih keras. Saking kerasnya, kami berlatih seperti binatang saja. Kami berusaha melakukan yang terbaik seolah-olah itu adalah laga final," ujarnya. []
Baca juga:
