Jack Ma: Perang Dagang China-AS Bisa Sampai 20 Tahun

Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce China, Alibaba memperkirakan perang dagang antara China dengan AS bisa berlangsung selama 20 tahun.
Jack Ma. (Foto: bit.ly/2pUfgA6)

Taipei- Jack Ma, pendiri dan mantan CEO raksasa e-commerce China Alibaba memperkirakan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) diperkirakan bisa berlangsung lama."Mungkin bisa bertahan selama 20 tahun," katanya dalam wawancara dengan Bloomberg TV.

Menurut Jack Ma, wajar bagi kedua negara adidaya untuk mengalami konflik. Namun bila situasi tidak ditangani dengan hati-hati, kedua negara akan menghadapi turbulensi dalam hubungan mereka. "Kita harus menyelesaikan masalah, bukan malah membuat lebih banyak masalah," katanya seperti diberitakan dari taiwannews.com.tw, Jumat, 15 November 2019.

Jack mengatakan sebenarnya perang dagang bisa tidak berlangsung lama. Namun dampaknya akan terus terasa dalam beberapa tahun mendatang. "Kolaborasi dan berbagi teknologi antara kedua negara sangat penting," katanya.

Menurut United Daily News, perang dagang AS-China telah berlangsung lebih dari satu setengah tahun. Konflik kedua negara adi daya ini mempengaruhi 70 persen perdagangan bilateral. Bila China dan AS tidak dapat mencapai solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak dalam beberapa minggu ke depan, pemerintah AS akan menambahkan tarif hukuman 15 persen pada impor China senilai 160 miliar dolar AS.

Sebelumnya Kepala Dana Moneter Internasional (IMF)

Perang Dagang AS-ChinaIlustrasi. (Foto: Food Business News)

mengatakan perselisihan perdagangan akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan eknomi global. Menurut Kepala IMF yang baru itu, konflik perdagangan berdampak pada ekonomi global, yang secara substansial melemahkan aktivitas manufaktur dan investasi dan menahan potensi ekonomi.

Menurut Georgieva, untuk ekonomi global, efek kumulatif dari konflik perdagangan dapat berarti kerugian sekitar 700 miliar dolar AS pada tahun 2020, atau sekitar 0,8 persen dari PDB (produk domestik bruto). "Sebagai referensi, ini kira-kira seukuran seluruh ekonomi Swiss," kata ekonom Bulgaria itu yang menggantikan Christine Lagarde dari Prancis, seperti diberitakan dari Antara, Rabu, 9 Oktober 2019.


Georgieva yang pernah menjabat Kepala Eksekutif Bank Dunia mengatakan, konflik perdagangan AS-China tidak hanya meningkatkan biaya langsung pada bisnis dan konsumen, tetapi juga menyebabkan efek sekunder, seperti hilangnya kepercayaan dan reaksi pasar. "Hasilnya jelas. Semua orang kalah dalam perang dagang. Jadi kita perlu bekerja sama, sekarang, dan menemukan solusi yang langgeng dalam perdagangan," jelasnya.

Memperhatikan bahwa ekonomi global berada dalam "perlambatan tersinkronisasi," Ia menyerukan "tindakan kebijakan tersinkronisasi" untuk mempercepat pertumbuhan dan membangun ekonomi yang lebih tangguh. Prioritas kebijakan, termasuk menggunakan kebijakan moneter secara bijak dan meningkatkan stabilitas keuangan, menggunakan perangkat fiskal untuk memenuhi tantangan saat ini, melaksanakan reformasi struktural untuk pertumbuhan di masa depan, dan merangkul kerja sama internasional.[]


Berita terkait
Pertemuan Elit Partai Komunis China Bahas Perang Dagang
Selain membahas persoalan pemerintahan, pertemuan tertutup komisi sentral Partai Komunis China juga membahas masalah perang dan demo Hong Kong
Pebisnis Optimistis Perang Dagang AS-China Mendingin
Perundingan yang dilakukan para negosiator utama China-AS diyakini oleh kalangan pebisnis bisa mendinginkan ketegangan perang dagang
Perang Dagang Picu Perlambatan Ekonomi Global
Konflik perdagangan AS-China akan berdampak pada perlambatan ekonomi global yang secara substantif melemahkan aktivitas manufaktur dan Investasi
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.