Medan - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) meminta agar pemerintah mengawasi masuknya mafia yang menyebabkan tingginya harga masker di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Itu terjadi karena banyaknya kebutuhan masker dan persediaan atau stok sedikit, harga masker menjadi naik secara tidak wajar.
"Sekarang sudah tiga kali lipat harga masker, ini tidak wajar. Kenapa demikian mahal di Indonesia, ini kami rasakan di Sumatera Utara. Oleh karena itu kami meminta agar pemerintah mengawasi potensi bermainnya mafia masker," ujar Ketua Umum Badko HMI Sumatera Utara, M Alwi Hasbi Silalahi, kepada wartawan, Senin 2 Maret 2020.
Hasbi menduga ada peran mafia yang menyebabkan tingginya harga masker. Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah membuat regulasi agar proses perdagangan masker terhindar dari pengaruh mafia.
Di Singapura aja stabil, kenapa di Indonesia sangat tinggi kenaikannya
"Harusnya ada regulasi yang jelas yang dibuat pemerintah. Kita duga ada peran mafia dengan naiknya harga masker ini. Pemerintah harus terjun melihat di pasar kenapa bisa mahal, dan jika ada oknum yang sengaja menimbun atau meninggikan harga masker, langsung diberi sanksi hukum," tukas Hasbi.
Hasbi juga meminta Indonesia belajar dari Singapura yang harga maskernya tetap stabil meski permintaan masker meninggi karena adanya wabah virus corona.
"Di Singapura aja stabil, kenapa di Indonesia sangat tinggi kenaikannya. Pemerintah Indonesia harus bisa mengatasi melonjaknya harga masker, jangan karena adanya isu virus corona, masyarakat menjadi terbebani dengan tingginya harga masker," kata Alwi.
Sebagaimana diketahui, di beberapa pusat berbelanjaan, pasar tradisional, modern dan beberapa apotek di Kota Medan, Sumatera Utara mengalami kelangkaan ketersediaan masker.
Jika ada, harga masker bervariasi, mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 6.000 per pieces. Sedangkan sebelumnya, harga itu hanya berkisar Rp 1.000 per pieces. []