Istri SBY Dituding Sakit Bohongan, Demokrat Marah

Tiga politisi Partai Demokrat marah terhadap sekelompok orang pendukung capres Prabowo menuduh Ani Yudhoyono selama ini sakit bohongan.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berpidato pada Rapimnas Demokrat 2018. (Foto: Tagar/Gilang)

Jakarta - Tiga politisi Partai Demokrat marah terhadap sekelompok orang pendukung capres Prabowo Subianto menuduh mantan ibu negara Ani Yudhoyono selama ini sakit bohongan. Padahal, dalam 3 bulan ini, istri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tengah berjuang melawan penyakit kanker darah. 

Sebab itu, ibunda Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut harus menjalani pengobatan dan perawatan intensif di National University Hospital Singapura.

Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, bahkan terang-terangan berikrar berhenti memberikan dukungannya untuk capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga. Dia kecewa berat, lantaran sekelompok orang pendukung capres Prabowo Subianto yang disebutnya buzzer setan gundul mencela kesehatan Ani Yudhoyono.

"Pagi ini, saya menemukan bullyan yang sangat tidak berperikemanusiaan dari buzzer setan gundul yang mengolok Ibunda Ani yang sedang sakit. Sikap itu sangat brutal. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya Ferdinand Hutahaean, saat ini menyatakan berhenti mendukung Prabowo Sandi," tulisnya dalam akun Twitter, @FerdinandHaean2.

Dia menerangkan, tak perduli apabila massa Prabowo berlaku brutal dengan memusuhi, membully dan memaki dirinya. "Tapi jangan kalian bawa-bawa Ibu Ani yang sedang berjuang melawan sakit untuk kalian bully. Saya lawan kalian..!!," tegasnya.

Ferdinand Hutahean, Rachland Nashidik dan Andi AriefTiga politisi Partai Demokrat, dari (kiri) Ferdinand Hutahean, Rachland Nashidik dan Andi Arief. (Foto: Twitter).

Senada dengan Ferdinand, Andi Arief pun dibuat terheran-heran dengan sikap warganet yang menurut dia telah buta rasa kemanusian, hanya karena kepentingan politik semata.

"Ibu Ani yang sedang sakit kalian bully. Kenapa soal politik membutakan kemanusiaan. Mudah-mudahan kesehatan dan keselamatan selalu bersama orang-orang yang kalian cintai," kata Andi Arief.

Sebelumnya, Wasekjen DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik mempertanyakan capres Prabowo Subianto yang selalu diam saat Ketua Umum Partai Demokrat SBY dibully dan difitnah. Padahal, kata Rachland, selama ini pihak 02 selalu menuntut Presiden Indonesia ke-6  itu berada di baris terdepan dalam pemenangan Pilpres 2019.

"Capresnya Prabowo. Tapi nuntut SBY yang berjuang di front paling depan," kata Rachland lewat akun Twitternya, @RachlanNashidik Sabtu 18 Mei 2019. 

Namun, lanjut Rachland, perjuangan SBY selama ini malah dibalas dengan air tuba. Kini suami Ani Yudhoyono itu dituduh licik oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zen yang notabene merupakan orang dekat Prabowo Subianto.

"SBY dituding "abu-abu", "licik", "pengkhianat", karena curahkan waktu untuk Ibu Ani yang sakit di Singapura," jelas Rachland.

"Ibu Ani bahkan dituding sakit palsu. Ada yang menyumpahi cepat mati. Pak Prabowo? Diam saja," ujarnya terheran-heran.

Rachland pun menyayangkan sikap Prabowo saat ini yang justru membisu terhadap tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada SBY.

"Pak Prabowo dalam debat selalu menghindar menyerang Jokowi. Tapi membiarkan pendukungnya menyerang dengan isyu rasial dan sektarian. Pak Prabowo malah menyerang SBY, sekutunya sendiri," kata Rachland.

Rachland berharap, Prabowo bisa lebih tegas dengan pendukungnya untuk tidak lagi menghujat-hujat SBY. "Pemimpin harusnya begitu. Mampu mendidik dan mendisiplinkan pendukungnya. Bukan cuma ngompori," tandas Rachland.

Baca juga:

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.