Andi Arief Bandingkan AHY dengan Anies Baswedan

Andi Arief membandingkan langkah yang diambil AHY dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terhadap polemik pasca-Pilpres 2019.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief dicokok kepolisian karena menggunakan narkoba berjenis sabu. Andi diamankan bersama seorang perempuan pada Minggu (3/3). (Foto: Twitter/AndiArief__)

Jakarta - Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief membandingkan langkah-langkah yang diambil Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terhadap polemik pasca-Pilpres 2019. Menurutnya, Anies hanya main aman.

Andi menilai Anies Baswedan sama sekali tidak bertindak saat kubu Prabowo-Sandi menyatakan menang dengan perolehan suara 62 persen lantas menolak hasil quick count lembaga survei dan real count KPU.

Berbeda dengan AHY, lanjut Andi, putra sulung SBY tersebut turun menengahi polemik real count dengan menyambangi Istana Negara.

"Di saat 02 klaim menang 62 persen dan kini versi revisi 54 persen, dan 01 dinyatakan menang oleh quick count, AHY adalah orang yang pertama yg menyatakan sebaiknya semua pihak menunggu 22 Mei," cuit Andi lewat akun Twitternya @AndiArief pada Kamis 16 Mei 2019.

"Dia (AHY) dibully dan dituduh penghianat, hanya karena mengajak hidup benar," tambahnya.

Andi Arief

Andi menyebut, tindakan AHY ini tidak dilakukan elit lain di kubu Prabowo-Sandi. Sepatutnya langkah AHY diikuiti. Meski, kata Andi, risiko besar dialami AHY ketika berani melakukan sesuatu saat ada polemik.

"Seharusnya @aniesbaswedan kawan saya juga jangan diam dan bertahan pada main aman. Ada yg mengganggu akal sehat namun diam, di mana kemanusiaan kita?" sambungnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, AHY memberikan masukan bagaimana mengatasi dugaan kecurangan yang dihembuskan Kubu Prabowo-Sandi pada hasil Pilpres 2019. 

AHY meminta kubu pasangan calon nomor urut 02 menempuh jalur Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengatasi polemik itu sesuai dengan Undang-undang. Pernyataan itu disebut AHY saat melakukan pertemuan dengan sejumlah kepala daerah di Museum Kepresidenan pada Rabu 15 Mei 2019. 

Baca juga: 

Berita terkait