Gowa - Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Gowa, Sulsel, Suriani, 33 tahun, nyaris tewas usai peluru nyasar menerjang kepalanya. Ia terkena peluru saat bersantai dan menonton TV bersama anak balitanya di rumahnya, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga, Gowa, Sulsel, Senin 15 Februari 2021, malam.
Pelipisnya yang kena peluru.
Beruntung, timah panas hanya mengenai pelipis kanannya. Sehingga, korban hanya mengalami luka terbuka. Kendati demikian tetap dilarikan ke rumah sakit (RS) Syekh Yusuf Gowa, untuk diberikan perawatan medis.
"Pelipisnya yang kena peluru," kata suami Suriani, Muh Yamin saat dikonfirmasi oleh Tagar, Selasa 16 Februari 2021.
Yamin menceritakan, peristiwa ini bermula ketika istrinya bersama anaknya tengah bersantai sambil menonton TV. Tiba-tiba mendengar suara ledakan dari atas seng atau atap rumahnya.
Kemudian, Yamin pun berusaha mengecek sumber suara di luar rumahnya. Tapi, dia tidak melihat sesuatu hal yang aneh.
Malah, ketika masuk kembali ke rumahnya, ia melihat darah bercucuran dari pelipis kepala istrinya. Sehingga, ia pun kaget dan meminta pertolongan kepada masyarakat.
"Saya kira orang melempar. Pas saya masuk lagi ke dalam ternyata kepala istri saya sudah terluka. Jadi saya minta tolong ke tetangga untuk membawa istri saya ke rumah sakit," tambahnya.
Setelah Suriani mendapatkan perawatan, Yamin pun pulang ke rumahnya. Diakuinya, jika ia sebelumnya telah berpesan kepada keluarganya yang berada di rumah, untuk tidak membersihkan apapun di lokasi atau tempat istrinya terkena peluru nyasar.
"Setelah pulang saya menemukan ada proyektil berukuran kecil di lantai. Dan kemudian melaporkannya ke kepolisian," sebut Yamin.
Terpisah, Kasi Humas Polsek Pallangga, Aipda Alamsyah mengungkapkan, jika pihaknya belum bisa memastikan jenis proyektil peluru yang mengenai Suriani. Karena proyektil peluru itu akan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polda Sulsel.
"Itu peluru sementara diamankan oleh Reskrim Polsek Pallangga. Belum bisa kita pastikan senjata api atau bagaimana, karna proyektilnya harus kita uji di Labfor dulu," jelas Alamsyah. []