Investasi di Masa Pandemi Abaikan Proyek Ramah Lingkungan

Hanya sedikit investasi stimulus terkait dengan pandemi virus corona (Covid-19) yang ditujukan ke proyek ramah lingkungan
Tanda SOS yang dibuat seniman aktivis lingkungan di perkebunan Sawit Sumatera (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Berbagai program stimulus pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona diluncurkan saat ini, dengan dana total hampir 13 triliun dolar AS. Tapi, hanya sedikit negara memperhatikan lingkungan dalam proyek-proyeknya.

Pemerintahan di 25 negara ekonomi utama, termasuk Indonesia, saat ini sedang meluncurkan paket stimulus ekonomi yang seluruhnya menelan dana senilai 12,7 triliun dolar AS, belum termasuk dana stimulus 3,4 triliun yang sedang dibahas di senat AS.

Tapi, hanya tujuh negara yang memperhatikan lingkungan dan isu perubahan iklim dalam program-program stimulusnya, kata para peneliti dari Vivid Economics and Finance for Biodiversity, yang setiap tahun merilis Greenness of Stimulus Index (GSI).

Banyak negara justru memompa dananya ke sektor-sektor yang memiliki dampak besar pada emisi karbon dan kerusakan lingkungan, terutama pertanian, industri, energi, dan transportasi. Padahal justru program stimulus besar-besaran menjadi peluang baik untuk membangkitkan ekonomi hijau, sekaligus meningkatkan ketahanan global terhadap risiko iklim, kata para peneliti dalam laporan terbarunya.

negara industriNegara-negara industri meluncurkan program stimulus triliunan dolar untuk meredam krisis ekonomi akibat pandemi corona (Foto: dw.com/id)

Dari dana sekitar 13 triliun dolar AS itu, sepertiganya dibelanjakan langsung ke sektor-sektor yang memengaruhi emisi karbon dan keanekaragaman hayati, tetapi hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proyek-proyek ramah lingkungan, yang diidentifikasi para peneliti sebagai "belanja hijau", dengan nilai hanya 567 miliar dolar AS.

1. Program Stimulus Abaikan Alam dan Lingkungan

"Analisis kami tentang komitmen stimulus COVID-19 hingga saat ini menunjukkan bahwa investasi semakin memperkuat jalur ekonomi yang tidak berkelanjutan, yang mengakibatkan risiko tinggi aset yang terlantar, perubahan iklim yang dipercepat, dan terus menipisnya modal alam,” kata peneliti Vivid Economics, Jeffrey Beyer.

Dalam paket stimulus yang dianalisis, termasuk di Uni Eropa, pendanaan untuk tindakan yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan melestarikan ekosistem sejauh ini hanya mencapai sekitar 108 miliar dolar AS, dibandingkan dengan 219 miliar dolar AS yang terkait dengan polusi atau perusakan habitat.

indeksIndeks perlindungan iklim 2021 versi Germanwatch dan NewClimate Institute (Foto: dw.com/id)

Hanya beberapa pemerintahan dianggap berhasi meluncurkan paket dan kebijakan stimulus ramah iklim dan lingkungan, antara lain Kanada, yang indeksnya bergerak dari stimulus negatif lingkungan menjadi positif. Program stimulus Korea Selatan dan Inggris juga dinilai mendukung produksi dan penggunaan energi bersih. Vivid Econimics juga menilai paket kebijakan di Jerman, Swiss, Spanyol, dan Prancis positif untuk lingkungan.

2. Proyek Stimulus di Negara Berkembang Kurang Pengawasan

Negara-negara berkembang dinilai sangat tergantung pada sektor intensif lingkungan, seperti pertambangan dan pertanian, dan sejauh ini gagal menjaga komitmen lingkungan karena kurangnya pengawasan peraturan. Negara-negara ini termasuk China, India, Meksiko, Afrika Selatan, Brasil dan Indonesia, kata Jeffrey Beyer.

Laporan Vivid Economics menyebutkan, jika pemerintah mengalokasikan 5% saja dari program stimulusnya saat ini ke dalam proyek-proyek "solusi berbasis alam”, seperti restorasi lahan gambut dan pertanian berkelanjutan, mereka dapat menciptakan 7 juta lebih banyak lapangan pekerjaan.

Jeffrey Beyer mengatakan, paket stimulus yang memelihara alam juga akan menghasilkan lebih banyak pertumbuhan ekonomi, dan bisa meningkatkan ketahanan terhadap cuaca ekstrim melalui hal-hal seperti pengendalian banjir yang lebih baik. [hp/ha (rtr)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Perempuan Pencetus Kampung Ramah Lingkungan di Bogor
Seorang perempuan mantan jurnalis menjadi penggerak untuk pembuatan kampung ramah lingkungan di Bogor, Jawa Barat. Ini kisahnya.
Joe Biden Beri Sinyal Positif Bisnis yang Ramah Lingkungan
Presiden Joe Biden diyakni akan memberikan lampu hijau kepada perusahaan Korsel yang terlibat dalam industri ramah lingkungan.
Kapal Hidrogen Ramah Lingkungan Hilangkan Polusi Udara
Kapal laut digerakkan dengan hidrogen yang merupakan teknologi ramah lingkungan segera berlayar yang akan menghilangkan polusi udara
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.