Intoleransi di Mata Wagub DIY KGPAA Paku Alam X

Wagub DIY KGPAA Paku Alam X menilai intoleransi hanya dinamika dalam kehidupan plural Indonesia. Penguatan budaya penting untuk menangkalnya.
ilustrasi keberagaman dan perbedaan. (Foto: pixabay.com)

Yogyakarta - Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X menganggap intoleransi dan radikalisme hanya dinamika dalam kehidupan plural di Indonesia. Intoleransi dan radikalisme terjadi hanya karena oknum yang tidak menyukai ketentramaan dan kedamaian di Indonesia.

Paku Alam X mengatakan, secara umum di Indonesia tidak ada yang namanya intoleransi dan radikalisme. Jika pun ada, dia menyakini hal itu hanya oknum yang tidak senang dengan kedamaian. 

“Perbedaan itu bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan, apalagi dipertentangkan. Karena pada dasarnya Indonesia itu nyaman dengan perbedaan yang ada,” ujarnya saat menerima Panitia Jogja Christmas Harmony di Gedhong Pare Anom Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis 9 Januari 2020.

Menurut dia dalam kondisi seperti ini bangsa Indonesia perlu melakukan penguatan keberagaman. “Ini artinya, kita perlu upaya penguatan agar kehidupan pluralis di Indonesia tetap bisa berjalan damai. Karena sudah seharusnya kita bersyukur dengan apa yang dimiliki bangsa ini,” kata dia.

Dengan rasa, agama menjadi hal yang tidak penting dalam hubungan sosial kita. Di tengah kehidupan yang plural ini, kita tidak mungkin hanya berkawan dengan yang seagama.

Paku Alam X juga berharap Jogja Christmas Harmony bisa menjadi ajang guna memperkuat dialog budaya dalam mengatasi berbagai persoalan di masyarakat. Menurutnya, budaya yang berakar dari rasa, sangat efektif untuk menjadi landasan mempererat persaudaraan sebangsa setanah air.

“Dengan rasa, agama menjadi hal yang tidak penting dalam hubungan sosial kita. Di tengah kehidupan yang plural ini, kita tidak mungkin hanya berkawan dengan yang seagama,” ujar Sri Paduka, sapaan akrab Paku Alam X.

Perwakilan Panitia Jogja Christmas Harmony, Herryadi Baiin mengatakan, upaya mempererat persatuan dan kesatuan bangsa juga menjadi dasar diselenggarakannya kegiatan ini. Meski bertajuk perayaan Natal, tapi pada dasarnya acara ini bukan acara ibadah.

“Tema yang kami angkat untuk acara ini ialah Hidup sebagai Sahabat. Karena itu, kami juga mengundang berbagai pihak, termasuk teman-teman dari agama lain,” ujarnya.

Pada acara ini akan dilakukan pula kegiatan doa lintas iman dan orasi budaya. Berbagai elemen masyarakat dan para tokoh agama pun turut diundang. Jogja Christmas Harmony sendiri akan dilaksanakan di Hotel Sahid Raya Yogyakarta pada 17 Januari 2020 mendatang.

Acara Jogja Christmas Harmony ini merupakan kerja sama antara Komunitas Insan Pariwisata Kristen Yogyakarta, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia DIY, Organisasi Angkutan Darat DIY, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY, dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia. []

Baca Juga:

Berita terkait
Sultan Minta Polda DIY Fokus Antisipasi Intoleransi
Sultan menyadari Yogyakarta yang kompleks punya potensi koflik beda agama. Untuk itu Sultan minta kepolisian fokus mengantisipasi intoleransi.
Mahfud MD: Intoleransi di Indonesia Turun 80 Persen
Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan fenomena ujaran kebencian dan intoleransi turun 80 persen di Indonesia.
Soal FPI, Menag Tak Serius Tangani Intoleransi
Menag Fachrul Razi dinilai bersikap gamang dengan tidak menyoal izin FPI hanya berdasar surat keterangan.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.