Inilah Sejumlah Konsekuensi Jika Pakai Visa Turis untuk Bekerja di Australia

Grup yang beranggotakan lebih dari 37 ribu orang tersebut memuat informasi dan pengalaman hidup di Australia
Ilustrasi - Pengguna visa turis yang bekerja jarang bersosialisasi di luar perkebunan tempat kerja mereka. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC/Kath Sullivan)

Oleh: Natasya Salim dan Erwin Renaldi

TAGAR.id - Sejak perbatasan Australia dibuka, Didi Setyawan, admin dari grup Facebook, The Rock Indonesia, mengaku menerima lima kali lipat lebih banyak pertanyaan mengenai "visa kerja."

Grup yang beranggotakan lebih dari 37 ribu tersebut memuat informasi dan pengalaman hidup di Australia, termasuk soal studi dan kerja.

"Kebanyakan yang bertanya separuhnya sudah punya usaha di Indonesia, tapi karena pandemi enggak jalan," katanya.

"Maka kalau dilihat dari usia, kebanyakan mereka 30 tahun ke atas."

"Masalahnya, rata-rata umur mereka sudah 30 tahun ke atas, jadi WHV sudah dicoret, enggak mungkin. Jalan satu-satunya adalah visa turis atau student."

Visa turis, atau yang lebih dikenal sebagai 'Visitor visa (subclass 600)' tidak mengizinkan pemegangnya bekerja di Australia.

Dalam situs Departemen Dalam Negeri Australia, visa turis hanya boleh digunakan untuk "mengunjungi keluarga atau teman" dan "berada di Australia sebagai turis, untuk berlayar, atau keperluan lain selain bisnis atau keperluan medis".

Abul Rizvi, pengamat masalah imigrasi di Australia, sekaligus mantan wakil sekretaris Departemen Imigrasi Australia mengatakan pemanfaatan visa turis untuk bekerja sudah menjadi "masalah yang bertambah banyak" selama 10 tahun terakhir.

Didi SetyawanDidi Setyawan mengatakan sering menerima pertanyaan tentang visa kerja dalam grup The Rock Indonesia. (Foto: abc.net.au/indonesian - Koleksi pribadi)

Mereka melakukan diam-diam, 'tidak mau bersosialisasi'

Didi yang sudah menetap di Australia lebih dari enam tahun mengetahui keberadaan pemegang visa turis yang sudah lama bekerja ilegal.

"Beberapa pemegang visa turis yang saya kenal bukan orang baru, sudah dari tahun 2015," katanya.

"Tapi mereka sudah tidak mau bersosialisasi, rata-rata kerja di kebun dan stay di sana dan begitu sudah dapat uang mereka pulang ke Indonesia."

Didi juga menyadari keberadaan mereka di dalam grup The Rock Indonesia yang dikelolanya sejak tahun 2012.

"Pastinya ada, tapi enggak terlalu vulgar [terang-terangan] karena kita larang," kata Didi.

"Kita biasanya kasih tahu kalau misalkan kamu gelap [atau tidak punya izin tinggal legal] … itu banyak konsekuensinya."

Andreas MartanoAgen migrasi asal Sydney, Andreas Martano, mengatakan visa turis disalahgunakan untuk bekerja karena harga pengajuannya relatif murah. (Foto: abc.net.au/indonesian)

Modus penyalahgunaan visa turis

ABC Indonesia telah menghubungi sejumlah warga Indonesia yang mengakui menggunakan visa turis untuk bekerja, namun menolak untuk diwawancara.

Mereka khawatir jika menceritakan pengalamannya, proses masuk ke Australia dengan menggunakan visa tersebut akan dipersulit oleh imigrasi.

Beberapa dari mereka juga menyadari sudah melanggar aturan imigrasi dengan memakai visa turis untuk bekerja.

Andreas Martano, yang sudah hampir dua dekade menjadi agen migrasi di Sydney, mengatakan beberapa orang menggunakan visa turis untuk bekerja karena biaya pengajuan visa turis yang relatif murah.

"Kadang-kadang orang yang sudah nekat, nothing to lose, [dan melihat bahwa ini adalah] aplikasi yang murah harganya, jadi mereka mencoba," kata agen migrasi Progress Study Consultancy tersebut.

Menurut situs Departemen Dalam Negeri Australia, harga aplikasi visa turis dimulai dari AU$150 untuk pengajuan dari luar Australia atau AU$380 untuk pengajuan dari Australia.

Andreas mengatakan salah satu modus pekerja yang mendapatkan visa turis 'multiple entry' adalah dengan keluar-masuk Australia setiap tiga bulan sekali.

"Tapi imigrasi bisa melihat riwayat bepergian mereka, kan?" katanya.

"Jadi tentu saja kalau Anda sering ke Australia dalam jangka waktu yang pendek, mereka akan mencurigai Anda bekerja."

Andreas mengatakan bahkan ada pengguna visa turis yang pernah minta tolong untuk mengurus visa pencari suaka, atau 'protection visa' agar bisa tinggal di Australia lebih lama.

Menurut Andreas mereka salah memahami, karena mereka akan mendapatkan 'bridging visa' agar bisa kerja dan sekolah, saat mengajukan 'protection visa'.

Padahal 'bridging visa' adalah visa yang diberikan pemerintah untuk sementara sampai visa yang sebenarnya diajukan keluar.

"Kadang mereka sebenarnya tidak tahu visa apa yang sedang mereka ajukan karena ada agen migrasi, teman atau saudaranya yang mengurus," katanya.

deportasi dari australiaSalah satu risiko menyalahgunakan visa adalah dideportasi dari Australia. (Foto: abc.net.au/indonesian - Supplied/ABF)

Risiko pakai visa turis untuk bekerja

Sebagai mantan pekerja departemen imigrasi Australia, Abul mengatakan penggunaan visa turis untuk bekerja tidak hanya melanggar aturan, tapi ada "konsekuensi nyata," yakni tidak mendapatkan perlindungan hukum seperti halnya bekerja menggunakan visa kerja.

"Pemberi kerja akan siap memberikan gaji di bawah standar minimum karena mereka tahu kalau orang tersebut protes soal gajinya, mereka sendiri juga melanggar hukum," katanya.

Menurut Abul, keselamatan orang yang menyalahgunakan visa turis juga terancam tergantung di industri apa mereka bekerja.

"Misalnya Anda bekerja di kebun, memetik buah, atau pekerjaan buruh seperti ini, ada risiko pemberi kerja akan menetapkan harga sewa yang sangat mahal," katanya.

"Bisa juga mereka tidak peduli soal masalah kesehatan dan keamanan Anda, apalagi mengingat bekerja di kebun bisa jadi cukup berbahaya."

Abul menambahkan terus bertambahnya kasus penyalahgunaan visa turis oleh warganegara tertentu akan turut mempersulit proses pengajuan visa turis bagi orang yang berkewarganegaraan sama.

Ia menyadari adanya 'loophole' atau celah penyalahgunaan visa tersebut dan mengatakan bahwa Pemerintah Australia "belum melakukan cukup banyak hal" untuk menghentikannya.

Abul RizviAbul Rizvi yang pernah bekerja di Departemen Imigrasi mengatakan penyalahgunaan visa turis memiliki risiko yang besar. (Foto: abc.net.au/indonesian - Supplied/Helen Rizvi)

"Ini telah membuka ruang bagi kelompok kriminal untuk menyesatkan orang-orang untuk datang ke Australia menggunakan visa turis dan bekerja," katanya.

"Menurut saya masih banyak yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengambil tindakan keras terhadap orang-orang yang melakukan penipuan seperti ini."

Agen migrasi Andreas mengatakan ada banyak cara untuk mendapatkan status resmi saat bekerja di Australia.

"Mereka bisa menggunakan visa yang disponsori perusahaan jika memiliki kualifikasi atau pengalaman kerja yang sesuai," katanya.

"Alternatif lainnya mereka bisa menambah keterampilan atau kualifikasi mereka dengan belajar di Australia."

ABC Indonesia telah menghubungi Departemen Dalam Negeri Australia untuk memberikan tanggapan. (abc.net.au/indonesian). []

Berita terkait
Di Australia Karyawan Boleh Bawa Anjing Asal Mau Kembali Kerja di Kantor
Kantor Annabelle yang bernama S2M memperbolehkan pegawainya membawa anjing sebagai wujud inisiatif menarik mereka kembali bekerja di kantor