Ini Penyebab Gempa di Maluku Utara, Ambon dan Bali

BMKG menyebut gempa bumi di Ambon akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpantau sebelumnya. Selain itu memiliki mekanisme sesar geser.
Rumah Bripka Hamka Suat, 34 tahun, RT01 /RW 20, Kawasan Gunung Malintang, Kecamatan Sirimau, Ambon Maluku, ambruk setelah gempa bumi M 4.5 mengguncang Sabtu, 16 November 2019, pukul 06.02 WIT.(Foto: Tagar/ Muhammad Jaya)

Ambon - Gempa bumi masih terus terjadi di Ambon, Maluku, akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya. Selain itu, memiliki mekanisme sesar geser atau strike slip.

Sejak gempa bumi M 7.1 di Maluku Utara pada Kamis pukul 23.17 WIB sampai Sabtu, 16 November 2019 pukul 18.00 WIB, hasil pemantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah terjadi 185 kali gempa susulan atau aftershocks. Gempa susulan dengan magnitudo antara M2.7 sampai M6.1 dengan guncangan yang dirasakan sebanyak 10 kali.

Kapala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, jauh hari sebelumnya, Ambon dan sekitarnya juga diguncang gempa magnitudo 6,5 pada 26 September 2019. "Gempa ini sangat destruktif dan menimbulkan korban jiwa," ujar Rahmat melalui keterangan tertulis diterima Tagar, Sabtu, 16 November 2019.

Rahmat mengatakan, gempa Ambon juga didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan. Sebelum terjadi gempa utama, BMKG mencatat rentetan gempa pendahuluan dengan magnitudo antara M1.5 - M3.5 sebanyak 30 kali sejak 28 Agustus 2019.

Gempa ini sangat destruktif dan menimbulkan korban jiwa.

Rahmat mengatakan, selain gempa ada juga gempa Laut Maluku, Gempa Bali Utara, meskipun memliki tipe yang sama, yaitu didahului serangkaian gempa pendahuluan. "Akan tetapi memiliki perbedaan dalam hal sumber gempa dan mekanisme sumbernya," jelasnya.

Gempa Laut Maluku dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku, Gempa Bali dibangkitkan oleh sumber gempa Sesar Naik di Utara Bali. Sedangkan gempa Ambon terjadi akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya.

Rahmat mengatakan, selain berbeda dalam sumber gempa, ketiga gempa tersebut juga berbeda dalam mekanisme sumbernya. Gempa Laut Maluku memiliki mekanisme sumber sesar naik atau thrust fault, Gempa Utara Bali memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik atau oblique thrust, dan Gempa Ambon memiliki mekanisme strike slip. []

Baca Juga:


Berita terkait
Serangan Jantung saat Gempa, Warga Ambon Meninggal
Dua warga meninggal dunia akibat serangan jantung saat gempa berkekuatan Magnitudo 5,1 menguncang kota Ambon12 November 2019.
Gempa Ambon, Masjid Rusak dan Satu Meninggal Dunia
Gempa bumi Ambon, menyebabkan bangunan masjid hingga mal rusak. Selain itu, satu warga meninggal dunia.
Gempa Maluku Utara, 36 Rumah Rusak dan 3 Warga Luka
Akibat gempa bermagnitudo 7,1 menguncang Maluku Utara menyebabkan 36 rumah rusak dan 3 warga luka.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja