Ini 10 Negara yang Sudah Bubar, Nomor 2 Pasti Tak Pernah Anda Dengar

Mengenai negara bubar sudah bukan hal yang asing di dunia. Dalam pengalaman sejarah, ada beberapa negara yang pernah ada dan berdaulat kemudian bubar.
Uni Soviet

Jakarta, (Tagar 22/3/2018) - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Indonesia akan bubar tahun 2030. Prabowo menegaskan ramalannya itu didasarkan dari tulisan ahli-ahli intelijen luar negeri. Pernyataan Prabowo inipun menjadi kontroversi dan perbincangan saat ini di Indonesia.

Sebenarnya mengenai negara bubar sudah bukan hal yang asing di dunia. Dalam pengalaman sejarah, ada beberapa negara yang pernah ada dan berdaulat kemudian bubar. Penyebabnya beraneka ragam. Pada awal abad ke-20, hanya ada beberapa lusin negara berdaulat yang independen di planet ini. Namun, hari ini ada lebih dari 200 negara.

Fakta menunjukkan, sekali suatu negara terbentuk, mereka cenderung bertahan untuk waktu yang sangat lama sehingga bangsa yang menghilang sangat jarang terjadi. Itu hanya terjadi beberapa kali dalam abad terakhir. Tetapi ketika mereka bubar, mereka benar-benar lenyap dari muka bumi. Pemerintah, bendera, dan semua.

Tagar mencoba merangkum 10 negara yang pernah ada dan kini sudah lenyap.

10. Jerman Timur, 1949-1990

[caption id="attachment_50784" align="aligncenter" width="560"]Tembok Berlin Tembok Berlin[/caption]

Negara ini dibentuk dan dikendalikan oleh Uni Soviet dari Jerman setelah Perang Dunia Kedua. Jerman Timur mungkin paling dikenal karena temboknya dan kecenderungannya untuk menembak orang-orang yang berusaha menyeberangi tembok tersebut, sekalipun yang menyeberang tembok tersebut adalah warga negara Jerman Timur sendiri.

Jerman Timur menjadi negara satelit dari Uni Soviet. Namun kehidupan masyarakatnya yang terbelakang terutama dari sisi ekonomi dengan saudaranya di Jerman Barat membuat Uni Soviet tak kuasa menahan cengkeramannya di negara ini dengan paham komunisme.

Keruntuhan Jerman Timur ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin, tembok yang memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur terintegrasi kembali ke seluruh Jerman pada tahun 1990.

9. Cekoslowakia, 1918-1992

[caption id="attachment_50788" align="aligncenter" width="570"]Cekoslowakia Cekoslowakia[/caption]

Negara ini terbentuk dari sisa-sisa Kekaisaran Austro-Hongaria lama. Negara ini sempat menjadi salah satu negara maju di Eropa ketika itu  sebelum Perang Dunia Kedua. Dikhianati oleh Inggris dan Prancis pada tahun 1938 di Munich, pada bulan Maret 1939 negara ini telah dikuasai sepenuhnya oleh Jerman, dan lenyap dari peta. Kemudian ditempati oleh Soviet, yang mengubahnya menjadi negara bawahan lain dari Uni Soviet lama sampai negara itu runtuh pada tahun 1991.

Namun Cekoslowakia ini tak serta merta hilang begitu saja. Etnis Slav di bagian timur negara itu menuntut negara merdeka sendiri. Dari Cekoclowakia ini kemudian memunculkan dua negara, Republik Ceko di barat, dan bangsa Slowakia di timur.

Saat ini terlihat Republik Ceko mempertahankan salah satu ekonomi yang lebih hidup di Eropa, Slovakia jauh tertinggal.

8. Yugoslavia, 1918-1992

YugoslaviaSeperti Cekoslowakia, Yugoslavia adalah produk dari pecahnya Kekaisaran Austro-Hungaria yang lama setelah Perang Dunia I. Negara ini terdiri dari bagian-bagian Hongaria dan negara asli Serbia.

Sejak awal negara ini  mempertahankan monarki yang agak otokratis sampai Nazi menyerbu negara itu pada 1941, setelah itu menjadi milik Jerman. Dengan runtuhnya Nazi pada tahun 1945, Yugoslavia entah bagaimana berhasil menghindari pendudukan Soviet dan tidak menjadi negara komunis.

Negara ini dipimpin kediktatoran sosialis Marsekal Josip Tito, pemimpin tentara partisan selama Perang Dunia II. Yugoslavia tetap merupakan republik sosialis otoriter sampai 1992, ketika ketegangan internal dan nasionalisme mencuat dalam perang saudara.

Negara ini kemudian terpecah menjadi enam negara yang lebih kecil (Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Makedonia, dan Montenegro,) menjadikannya contoh buku teks tentang apa yang terjadi ketika asimilasi budaya, etnis, dan agama gagal.

7. Austro-Hungaria, 1867-1918

[caption id="attachment_50798" align="aligncenter" width="350"]Lambang Negara Austro-Hungaria Lambang Negara Austro-Hungaria[/caption]

Inilah negara yang paling merasakan kehancuran akibat perang dunia pertama. Kehancuran negara ini melahirkan beberapa negara baru yang lebih modern seperti  Austria, Hongaria, Cekoslowakia, dan Yugoslavia, dengan bagian-bagiannya menuju Italia, Polandia, dan Rumania.

Kenapa negara ini bisa hancur dan bubar, ketika tetangganya, Jerman tidak? Karena tidak memiliki identitas dan bahasa yang sama, dan malah menjadi rumah bagi berbagai kelompok etnis dan agama, yang kebanyakan tidak ada hubungannya dengan satu sama lain.

Akibatnya, negara ini gampang terkoyak seperti yang dialami  Yugoslavia kemudian. Perbedaannya adalah bahwa Austro-Hungaria bubar karena diperebutkan oleh para pemenang di Perang Dunia I, sedangkan pembubaran Yugoslavia bersifat internal dan spontan.

6. Tibet, 1913-1951

[caption id="attachment_50802" align="aligncenter" width="346"]Tibet Tibet[/caption]

Meskipun tanah yang dikenal sebagai Tibet telah ada selama lebih dari seribu tahun, namun baru tahun 1913 berhasil menjadi negara merdeka. Di bawah pengawasan damai dari Dalai Lama, negara ini kemudian berlawanan  dengan Tiongkok Komunis pada tahun 1951 dan diduduki oleh pasukan Mao. Pendudukan ini mengakhiri Tibet sebagai negara berdaulat. Cina menduduki Tibet yang semakin tegang sepanjang tahun 1950-an sampai negara itu akhirnya memberontak pada tahun 1959, yang mengakibatkan aneksasi Cina di wilayah tersebut dan pembubaran pemerintah Tibet.

Tibet sebagai negara akhirnya bubar dan menjadi 'wilayah' dari Cina. Sampai hari ini Tibet tetap menjadi daya tarik wisata besar bagi pemerintah Cina, meskipun masih memiliki masalah dengan Beijing yang menjanjikan akan memberikan kemerdekaan sekali lagi.

5. Vietnam Selatan, 1955-1975

[caption id="attachment_50803" align="aligncenter" width="506"]Vietnam Vietnam[/caption]

Negara ini dibentuk akibat dari pengusiran paksa Prancis dari Indo-Cina pada tahun 1954. Lalu muncul ide membagi Vietnam menjadi dua, dengan negara komunis di Utara dan negara pseudo-demokratis di Selatan.

Namun pembagian dua negara ini tak berjalan baik di Vietnam, seperti Korea. Terjadi peperangan berselang-seling antara dua bagian yang akhirnya menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik, yang menghasilkan salah satu yang paling menguras dan perang mahal dalam sejarah Amerika.

Akhirnya Amerika meninggalkan Vietnam Selatan untuk berjuang sendiri pada tahun 1973. Dua tahun kemudian negara Vietnam Selatan bubar dan menjadi satu kesatuan dengan nama Vietnam yang didukung Uni Soviet. Juga mengganti nama Saigon — ibu kotanya, menjadi Kota Ho Chi Minh.

4. Republik Persatuan Arab, 1958-1971

[caption id="attachment_50804" align="aligncenter" width="570"]Republik Persatuan Arab Republik Persatuan Arab[/caption]

Presiden sosialis Mesir, Gamel Abdel Nasser, berpikir akan menjadi ide yang bagus untuk bersatu dengan tetangganya yang jauh, Suriah, dalam sebuah aliansi yang secara efektif akan mengepung musuh bebuyutan mereka, Israel, dan menjadikan mereka kekuatan super regional.

Ia lalu mendirikan negara Republik Persatuan Arab  yang berumur pendek, eksperimen yang ditakdirkan gagal hampir sejak awal. Jarak beberapa ratus mil membuat pemerintah pusat hampir tidak mungkin, sementara Suriah dan Mesir tidak pernah dapat menyetujui apa yang merupakan prioritas nasional.

Negara ini bisa saja berhasil  jika Suriah dan Mesir berhasil menghubungkan bagian mereka bersama dengan menghancurkan Israel. Tetapi Perang Enam Hari tahun 1967, menghancurkan rencana mereka untuk perbatasan bersama.

Anti klimaks bagi negara ini datang dengan kematian Nasser pada tahun 1970. Tanpa Nasser, negara Republik Persatuan Arab ini menjadi sangat rapuh dan akhirnya mereka kembali ke negara masing-masing Mesir dan Suriah.

3. Kekaisaran Ottoman, 1299-1922

[caption id="attachment_50805" align="aligncenter" width="570"]Kekaisaran Ottoman Kekaisaran Ottoman[/caption]

Salah satu kekaisaran besar dalam sejarah, Kesultanan Utsmaniyah akhirnya berakhir pada November 1922, setelah berjalan cukup baik selama lebih dari enam ratus tahun.

Setelah membentang dari Maroko ke Teluk Persia, dan dari Sudan ke utara sejauh Hongaria, kehancurannya adalah proses pembubaran yang lambat selama berabad-abad hingga menjelang awal abad ke-20.

Kekaisaran Ottoman di awal abad ke-20 itu sebenarnya masih merupakan penyangga  kekuasaan utama di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan mungkin masih seperti itu sampai hari ini jika ia tidak memilih untuk bersekutu dengan pihak yang kalah dalam Perang Dunia I.

Bagian terbesar dari kekiasaran Ottoman yakni Mesir, Sudan, dan Palestina bersekutu dengan Inggris. Pada tahun 1922 kekaisaran ini akhirnya bubar ketika Turki memenangkan perang kemerdekaan mereka, menghapuskan kesultanan dan menciptakan negara modern Turki.

2. Sikkim, abad ke-8 Sebelum Masehi - sampai 1975

[caption id="attachment_50806" align="aligncenter" width="517"]Sikkim Sikkim[/caption]

Apa? Sikkim? Anda mungkin belum pernah mendengar tentang negara ini. Anda tak salah karena memang negara ini hampir tak pernah terdengar. Negara ini berdiri dengan aman selama berabad-abad lamanya dan terletak di Pegunungan Himalaya antara India dan Tibet.

Negara ini adalah sebuah monarki kecil yang berhasil mempertahankan diri sampai abad ke-20 sebelum akhirnya menyadari tak punya alasan tetap berdiri sebagai negara yang independen dan memutuskan untuk bergabung dengan India modern pada tahun 1975.

Negara ini memiliki tidak kurang dari sebelas bahasa resmi, yang sering menjadi malapetaka dengan rambu lalu lintas karena terlalu banyaknya bahasa dalam rambu tersebut yang membuat bingung.

1. Uni Soviet Sosialis Republik (Uni Soviet), 1922-1991

[caption id="attachment_50807" align="aligncenter" width="570"]Uni Soviet Uni Soviet[/caption]

Negara ini pernah dikenal sebagai negara yang paling menakutkan di planet ini sampai keruntuhan antiklimaksnya pada tahun 1991. Selama tujuh dekade ia berdiri sebagai benteng Stalinisme Marxis.

Negara ini berdiri akibat kekacauan setelah pecahnya Imperial Rusia setelah Perang Dunia I. Uni Soviet benar-benar berhasil mengalahkan Nazi ketika tidak ada yang berpikir bahwa Hitler dapat dihentikan, memperbudak Eropa Timur selama lebih dari empat puluh tahun, menghasut Perang Korea pada tahun 1950, dan hampir saja terlibat dalam perang dengan Amerika Serikat di Kuba pada tahun 1962.

Negara ini akhirnya tercerai berai akibat jatuhnya tembok Berlin pada tahun 1989, dan runtuhnya komunisme di Eropa Timur. Tidak kurang ada 15 negara berdaulat pecahan Uni Soviet ini. (Fet/sumber: top-tenz.net)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.