Inggris dan Uni Eropa Belum Juga Capai Kesepakatan Brexit

Inggris dan Uni Eropa masih belum mencapai kesepakatan dalam pembicaraan perdagangan Brexit padahal sudah lewat tenggat waktu terbaru
Bendera Uni Eropa dipegang seorang demonstran, dengan latar belakang Menara Victoria, di luar Istana Westminster, di London, pada aksi protes saat pembicaraan perdagangan Brexit, 14 Desember 2020. (Foto: voaindonesia.com - AP/Alberto Pezzali)

Jakarta - Inggris dan Uni Eropa masih belum mencapai kesepakatan dalam pembicaraan perdagangan Brexit. Namun, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, tidak ingin meninggalkan pembicaraan tersebut. Ini dikatakan oleh Menteri Bisnis Alok Sharma, Senin, 14 Desembe 2020.

Inggris dan Uni Eropa sepakat pada hari Minggu, 13 Desember 2020, untuk “bekerja lebih keras” dalam beberapa hari mendatang guna mencoba mencapai kesepakatan perjanjian yang sulit diraih, meskipun telah melewati tenggat terbaru mereka untuk menghindari kekacauan saat Inggris meninggalkan Uni Eropa pada akhir bulan.

tandaTanda di pintu masuk gedung EU Borschette, tempat berlangsungnya negosiasi Brexit di Brussels, Belgia, 14 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

“Kami akan melanjutkan diskusi, kami tentu saja berbeda pendapat dalam beberapa hal namun seperti yang dikatakan perdana menteri, kami tidak ingin meninggalkan pembicaraan ini,” kata Sharma kepada stasiun TV Sky. “Orang-orang mengharapkan kami, bisnis-bisnis mengharapkan kami di Inggris untuk berupaya lebih keras dan inillah yang sedang kami lakukan.”

PM Boris Johnson dan Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, telah memberikan tenggat hari Minggu, 13 Desember 2020, bagi para negosiator untuk menemukan cara menyelesaikan kebuntuan terhadap pengaturan yang akan menjamin Inggris mendapat akses tanpa tarif dan kuota ke pasar tunggal Uni Eropa.

Pada hari Minggu, 13 Desember 2020, mereka memberikan mandat kepada para negosiator untuk melanjutkan perundingan, walaupun Johnson tidak melihat adanya prospek terobosan tersebut.

“Setiap kesepakatan yang kami dapatkan dengan Uni Eropa harus menghormati fakta bahwa kami adalah negara berdaulat, negara merdeka dan itulah dasar di mana kami akan melakukan kesepakatan jika ada yang harus dilakukan,“ kata Sharma (lj/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Brexit Bagaikan Tarik Ulur Politik Inggris Keluar Uni Eropa
Tahun 2016 Inggris melakukan referendum yang menghasilkan kesepakatan keluar dari Uni Eropa yang kemudian dikenal sebagai Brexit
Brexit Masih Buntu Inggris Siagakan Armada 4 Kapal Perang
Perundingan Brexit masih buntu padahal sudah dekat tenggat waktu yaitu 31 Desember 2020, Inggris siagakan 4 kapal AL di Selat Inggris
Peluang Perdagangan Pasca-Brexit antara Inggris dan Eropa
Pemimpin Uni Eropa, Ursula von der Leyen, beritahu bahwa rendah harapan tercapai perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan Inggris