Jakarta, (Tagar 28/11/2018) - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengingat kembali masa sekolahnya ketika mendengar nama mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Kenangan yang paling diingat Riza, PMP mengajarkannya belajar baris-berbaris.
"Saya dulu setiap hari (belajar) baris, setiap hari (belajar) upacara. Setiap Senin khusus upacara," kenang Riza saat ditemui Tagar News di Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (22/11).
Jika PMP benar-benar akan dihidupkan kembali Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Riza menyambutnya dengan tangan terbuka. Dia merasa PMP sepatutnya diajarkan pada generasi muda Indonesia saat ini. Sebab, sebagai generasi penerus, semestinya mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang mulai memudar dalam kehidupan.
"PMP penting sekali, tidak hanya hafal ya, tapi juga mampu mengimplementasikan 36 butir Pancasila. Kita dulu sejak SD suruh ngapalin bahkan mengimplementasikan dan mengamalkan, sejak SD diajarkan," jelas Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
PMP di masa kini, disarankan Riza bukan hanya soal materi belajar mengajar. Namun, lebih menitikberatkan pengamalan mata pelajaran. Soal kurikulum maupun nama dari PMP, dia pasrah terhadap instansi terkait untuk merumuskannya.
"Silakan nanti apakah namanya PMP atau yang lainnya supaya anak-anak kita sejak kecil terbiasa," katanya.
Wacana penghidupan kembali PMP, pertama kali kali terlontar dari Kemendikbud. PMP dinilai penting untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila.
"PMP kita akan kembalikan lagi karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali, bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita, itu mungkin yang akan kita lakukan," terang Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano di Kemendiknas, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/11).
Berita terkait