Jakarta, (Tagar 20/10/2017) – Selain fenomena hujan meteor Orinoid yang akan terjadi malam ini hingga malam minggu (21/10) besok, ternyata fenomena alam lainnya yaitu Halo Matahari sudah terjadi hari ini di Medan, Sumatera Utara, Jumat (20/10). Pemandangan langit berwarna biru dengan guratan awan yang unik ini, menarik sebagian warga untuk menyaksikan fenomena langka ini.
Matahari dikelilingi sebuah cincin besar. Fenomena Halo Matahari, menurut Wikipedia Indonesia disebut juga disebut nimbus, icebow atau Gloriole yaitu fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dan bulan.
Fenomena Halo Matahari menarik di kota Padang, Kamis 21 Oktober 2010. Terlihat adanya pelangi yang mengelilingi matahari dan gambar matahari pun terlihat begitu besar.
Halo matahari muncul karena adanya kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada dalam jaraka 5 sampai 10 km atau 3 sampai 6 mil, di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, yaitu cahaya matahari yang dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna, akibat efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, seperti layaknya pelangi.
Halo matahari terjadi karena cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya. Fenomena atmosfer Halo digunakan sebagai sarana untuk prakiraan cuaca. Fenomena optis lain yang disebabkan oleh kristal es di angkasa disebut pelangi.(wwn)
