Jakarta, (Tagar 4/2/2019) - Jelang perayaan Imlek 2019, Vihara Dharma Bakti yang terletak di kawasan Petak Sembilan, Glodog, Taman Sari ,Jakarta Barat, tampak sibuk berbenah diri.
Salah satu pengelola Vihara Dharma Bakti, Jacky, mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa upaya pembenahan sebelum Tahun Baru China 2570 yang jatuh pada Selasa, 5 Februari 2019.
Di antaranya melakukan pengecatan dan pembersihan di berbagai sudut vihara yang sudah berusia lebih dari 400 tahun tersebut.
"Persiapan kita lakukan semaksimal mungkin ya. Semoga saja nanti, umat-umat yang berkunjung senang. Lebih nyaman berkunjung. Beribadahnya juga lebih khusyuk," ujar Jacky kepada Tagar News di Vihara Dharma Bakti pada Minggu (3/2).
Baca juga: Menelusur Petak Sembilan, Pecinan Tua Eks Tempat Perjudian Jakarta
"Sejauh ini sudah kita persiapkan, dari pengecatan, ornamen-ornamen seperti pasang lampion, kebersihan, dan terakhir cuci patung," tambahnya.
Jacky meyakini, jumlah pengunjung akan mengalami kenaikan pada perayaan Imlek tahun ini. Sebab itu, dibantu lebih dari 30 pengurus lain, pihaknya telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
"Besok mungkin akan terjadi lonjakan sampai kurang lebih 8.000an (pengunjung), yang datang silih berganti. Tahun lalu kurang lebih 5.000," papar Jacky.
Selain pembenahan secara fisik, Vihara Dharma Bakti yang punya nama lain Vihara Jin De Yuan bakal dibuka selama 24 jam untuk merayakan Imlek 2019.
"Jam operasional kalau normal kita dari jam 8 (pagi) sampai jam 7 (malam). Untuk Sincia (Imlek) nonstop, untuk dua hari ya. Tanggal 4 sampai tanggal 5," kata Jacky.
Jelang pergantian tahun menuju Tahun Babi Tanah, pria yang sudah membantu pengelolaan Vihara Dharma Bakti selama lebih dari satu tahun itu berharap musibah dalam bentuk bencana alam yang melanda Indonesia satu tahun belakangan akan berkurang.
"Kita berharap, semoga saja di tahun Babi Kayu ini, tidak ada lagi bencana. Indonesia juga semakin jaya," pungkas Jacky.
Dari sejarahnya, Dharma Bakti merupakan salah satu vihara tertua di Jakarta, selain Kelenteng Ancol. Dharma Bakti didirikan oleh seorang Letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen pada tahun 1650. Mulanya, Vihara Dharma Bakti atau Jin De Yuan itu dibangun dengan nama Kwan Im Teng
Kwan Im Teng, yang berarti Paviliun Kwan Im, sulit dilafazkan oleh masyarakat pribumi pada waktu itu. Sebutan Kwan Im Teng diserap kedalam bahasa lokal menjadi Klenteng. Bahasa Indonesia kemudian menyerapnya sebagai Kelenteng, sebutan untuk Vihara, tempat beribadah umat Budha di Indonesia.