Ilham Habibie dan Cerita 'Berdarah' Bank Muamalat

Bank Muamalat yang dianggap sebagai simbol terdepan ekonomi syariah di Indonesia bakal kedatangan investor baru pimpinan Ilham Habibie.
Ilustrasi gedung Bank Muamalat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan restu kepada Al-Falah Investment Pte. Limited pimpinan Ilham Habibie untuk mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (Foto: yahoo.com|pyqudow.web.fc2.com).

Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. merupakan bank berkonsep syariah pertama di Indonesia yang dirintis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Berdiri pada 1 November 1991, Bank Muamalat dianggap sebagai simbol terdepan ekonomi syariah di negeri ini. Maka jangan heran jika pemerintah mati-matian mencari jalan untuk mempertahankan bank ini agar tetap eksis di ranah industri jasa keuangan Tanah Air.

Dari sisi kinerja, bank BUKU II ini telah mengalami berbagai hantaman hebat. Sempat berdarah-darah pada krisis ekonomi 1998, Bank Muamalat kini berhasil menarik investor untuk membenamkan modalnya ke tubuh perseroan. Tak tangung-tanggung, dana sebesar Rp 3,2 triliun digelontorkan oleh konsorsium Al-Falah besutan Ilham Habibie untuk menyehatkan bank syariah ini.

Lantas, seperti apakah kinerja Bank Muamalat dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini (1998-2018)? Berikut Tagar ulas perjalanannya.

Periode 1998-2008

Seperti ditahui, persoalan utama yang dihadapi oleh Bank Muamalat sejak dua dasawarsa silam adalah buruknya rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF). Pada puncak krisis keuangan 1998, NPF perseroan tercatat sebesar 65,6 persen. Besaran tersebut bukan angka rasional untuk sebuah pembiayaan terhadap total piutang untuk kategori sehat yang hanya dipatok 5 persen. Alhasil, laba bersih Bank Muamalat terbenam minus Rp 75 miliar pada saat itu. Disaat yang sama, total aset perseroan diketahui berjumlah Rp 479 miliar dengan pembiayaan sebesar Rp 462 miliar.

Setahun berselang, kondisi membaik walaupun tidak terlalu signifikan. Pencatatan cuan sudah mulai terbentuk dengan perolehan Rp 2,7 miliar. Rasio NPF juga terkoreksi menjadi 53,3 persen. Sementara aset tumbuh ke angka Rp 693,3 miliar. Pembentukan laba pada 1999 ditengarai terjadi akibat keputusan mengerem pembiayaan yang disalurkan menjadi Rp 432 miliar.

Mulai pede, pada tahun 2000 Bank Muamalat kemudian memperbesar eksposur pembiayaan menjadi Rp 914 miliar. Langkah ini dibarengi dengan penguatan mitigasi risiko yang berdampak pada menurunnya NPF menjadi 12,8 persen. Walaupun masih jauh dari kondisi sehat 5 persen, upaya yang ditempuh oleh jajaran manajemen perseroan dianggap berperan penting dalam mengerek kinerja keuangan. Pada periode awal milenium ini, Bank Muamalat juga mencatatkan prestasi tersendiri dengan perolehan aset menembus level psikologis Rp 1 triliun, atau tepatnya Rp 1,12 triliun. Pun demikian dengan himpunan laba bersih yang tercatat Rp 7,1 miliar.

Ilham HabibiePutra pertama almarhum BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie, di Jakarta, Jumat (13/09/2019). (Foto: Antara/Boyke Ledy Watra

Kinerja moncer terus mengiringi Bank Muamalat, hingga 2005. Kala itu, NPF berada dilevel terendah 2 persen dengan total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 5,8 triliun. Capaian tersebut mendongkrak aset perseroan menjadi Rp 7,4 triliun. Adapun, laba yang dihasilkan adalah sebesar Rp 106,6 miliar.

Kemudian hingga 2008, kualitas keuangan Bank Muamlat mengalami beberapa fluktuasi. Terakhir, NPF berada pada posisi 3,8 persen dengan pembiayaan Rp10,5 triliun dan aset Rp 12,5 triliun. Sementara laba diketahui sebesar Rp 207 miliar. Raihan ini membuat total aset Bank Muamalat meningkat 25,3 kali lipat sejak periode 1998 lalu, dan rerata NPF sebesar 11 persen

2009-2018

Pada 2009 perolehan laba bersih Muamalat tercatat anjlok menjadi Rp 50 miliar. Tekanan cuan tersebut diduga akibat penambalan pada sektor rasio pembiayaan bermasalah yang diketahui berada pada level 4,7 persen. Adapun, aset yang dihimpun sebesar Rp 16 triliun dengan Rp 11,4 triliun diantaranya merupakan penyaluran pembiayaan kepada masyarakat.

Selanjutnya, grafik keuangan Bank Muamalat kembali mengalami penguatan hingga 2013, dimana laba yang berhasil dibukukan sebesar Rp 475 miliar. Rasio NPF 1,35 persen, pembiayaan Rp 41 triliun, dan aset Rp 54 triliun.

Dua tahun berselang atau tepatnya pada 2015, pengucuran pembiayaan perseroan tercatat sebesar Rp 40,7 triliun. Hasil tersebut tidak sertai dengan kecakapan kualitas NPF yang terjun bebas ke level 7,1 persen. Alhasil, laba Muamalat terkoreksi dalam menjadi Rp 74 miliar. Sementara aset bertengger di angka Rp 57 triliun.

Tekanan terus berlanjut hingga 2018. Laba Bank Muamalat pada periode itu diketahui hanya sebesar Rp 49 miliar. Jumlah aset juga tidak beranjak dari posisi Rp 57 triliun dengan pembiayaan Rp 33 triliun, serta NPF 3,8 persen.

Secara garis besar, rata-rata laba yang dibukukan Bank Muamalat pada periode 2009-2018 adalah sebesar Rp 134 miliar dengan NPF gross 4,4 persen. Akankah masuknya konsorsium Al-Falah pimpinan Ilham Habibie bisa mendongkrak kinerja dan memperkecil angka pembiayaan bermasalah? Kita lihat saja nanti.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Ilham Habibie Cs Jadi Juru Selamat Bank Muamalat
OJK memberikan restu kepada konsorsium Al-Fallah Investment pimpinan Ilham Habibie untuk mengakuisisi Bank Muamalat.
Fakta-fakta Ilham Habibie
Dr.-Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA memiliki banyak prestasi di dunia akademik dan profesional. Ini dia fakta-faktanya.
Kenangan Ilham Habibie Tentang Sang Ayah
Putra pertama BJ Habibie, Ilham, memberikan gambaran sosok sang ayah menjelang pemakaman di TMP Kalibata.