Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil mengimbau agar diadakannya Ijtima Ulama III tidak perlu dihujat. Menurutnya, umat Islam sudah mengetahui mana pentas yang bermuatan politik dengan yang mengangkat persoalan masyarakat.
Hal itu diutarakan Gus Nabil lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar pada Rabu 1 Mei 2019.
Ijtima Ulama biarkan saja berlangsung. Tidak perlu ditolak. Masyarakat sudah dapat menilai sendiri, mana forum ulama yang membahas persoalan masyarakat, dan forum yang dipersiapkan untuk membahas politik untuk melegitimasikan segala yang seharusnya tidak patut dilakukan.
Gus Nabil menilai jika masyarakat menghina Ijtima Ulama III sama saja 'mengamini' kritik yang tidak berlandas kemajuan dan tidak disampaikan dengan baik. Menurut pandangannya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang santun mengedepankan tatakrama, unggah-ungguh, meski tidak sependapat dengan Ijtima Ulama III.
Bagi Gus Nabil, masyarakat akan mengerti dan menjadi saksi sejarah siapa yang mengupas permasalah aktual masyarakat dan mana ulama yang menggunakan simbol agama demi kepentingan sesaat. Menurutnya, masyarakat telah cerdas membaca arah terhadap dinamika perpolitikan bangsa.
Lebih lanjut, Gus Nabil mengatakan saat ini terjadi disorientasi makna terhadap kata ulama. Ulama, kata dia, adalah pendamping masyarakat yang berfungsi menjadi tempat untuk mengadu dan pemberi solusi atas permasalahan-permasalahan dalam berbangsa dan negara.
"Bukan malah menjadikan umat sebagai komoditas politik untuk memuaskan kepentingan-kepentingan politik pribadinya," ucapnya.
"Ulama itu nadrul ummah bi ainirrahmah, memandang umat dengan pandangan kasih sayang, bukan memandang dengan pandangan yang garang, apalagi menggunakan diksi-diksi yang provokatif yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa," tandas Gus Nabil.
Baca juga:
- PBNU: Yang Kalah Bisa Lapang Dada
- Prabowo, Dari Ijtima Ulama I ke Ijtima Ulama II
- Rumah Petinggi KPK Diteror Bom, PBNU: Jangan Ragu, Terus Berantas Korupsi