Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Kamis, 25 Juni 2020, tergerus 1,37% atau 68,005 poin di level 4.896,73. Selama perdagangan, indeks saham sempat menyentuh level tertinggi di 4.964,34 poin, namun terus bergerak turun dan berhenti di posisi 4.896,73.
Pada perdagangan Rabu, nilai transaksi tercatat mencapai Rp 6,16 triliun. Volume perdagangan mencapai 7,15 miliar lembar saham, dengan sebanyak 514.877 kali.
Baca Juga: Ada Potensi Profit Taking, IHSG Hari Ini Bisa Turun
Sebanyak 115 saham mengalami kenaikan harga, 352 saham mengalami penurunan harga serta 163 stagnan. . Investor asing mencatatkan penjualan bersih atau net sell Rp 225,73 miliar di seluruh pasar.
Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp117 miliar. Selain itu juga, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 72,3 miliar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 47,3 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) senilai Rp 30.9 miliar.
Saham-saham yang mengalami kenaikan harga antara lain PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) sebesar Rp 1.225 menjadi Rp 20.175 per lembar. Setelah itu saham PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) sebesar Rp 150 menjadi Rp 940 per lembar serta PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) sebesar Rp 145 menjadi Rp 1.195 per lembar.
Saham-saham yang mengalami penurunan harga antara lain PT Sinar Mas MultiarthaTbk (SMMA) sebesar Rp 1.150 menjadi Rp 15.350 per lembar. Selain itu juga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar Rp 800 menjadi Rp 45.900 per lembar serta PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) sebesar Rp 425 menjadi Rp 5.800 per lembar.
Saham-saham yang teraktif diperdagangkan antara lain Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) sebanyak 21.256 kali senilai Rp 4,01 miliar. Setelah itu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak 20.812 kali senilai Rp 486,3 miliar serta PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebanyak 20.382 kali senilai Rp 542,9 miliar.
PT. NARA mengadakan mini expose di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam konteks penawaran umum perdana (IPO) saham perusahaan di BEI, yang ditargetkan pada awal tahun depan. (Foto: Isntagram/@narahotelsinternational)Sebelumnya analis dari MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menyebutkan, perdagangan di BE) pada hari ini, Kamis, 25 berpotensi akan terjadi aksi ambil untung (profit taking). Hal ini diperkirakan akan menekan IHSG.
Menurutnya, dua sentimen negatif dari faktor internal dan eksternal diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan indeks saham. Dari faktor eksternal yakni peringatan Dana Moneter International (IMF) bahwa pertumbuhan ekonomi global akan lebih buruk dari prediksi IMF di bulan April 2020. Faktor internalnya masih pengaruh pergerakan angka positif virus corona Covid-19 yang terus melonjak.
"Kombinasi Kombinasi kembali "happening"-nya permasalahan Covid-19 dan peringatan IMF yang membuat indeks Dow Jones anjlok, berpotensi terjadinya aksi profit taking," tutur Edwin.
Pada perdagangan Rabu, 24 Juni 2020, IHSG melesat 1,75% atau 85,06 poin ke level 4.964,74. Selama perdagangan, IHSG sempat mencapai level tertinggi di 4.977,65, namun perlahan turun dan akhirnya berhenti di posisi 4.964,74 poin.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Rebound, Perhatikan Saham-saham Ini
Pada perdagangan Rabu, nilai transaksi tercatat mencapai Rp 9,75 triliun. Volume perdagangan mencapai 8,31 miliar lembar saham, dengan sebanyak 569.137 kali.[]
