Ide Radikal, Liga Inggris Dimainkan di China

Klub Liga Inggris munculkan ide radikal menyelesaikan kompetisi di China. Ini jadi alternatif dan Liverpool merayakan gelar juara di negara lain.
Liverpool dianggap miliki skuad termahal di dunia. (Foto: Antara/REUTERS/Phil Noble).

Jakarta - Tidak ada kepastian bagaimana menyelesaikan kompetisi Liga Premier Inggris akhirnya muncul ide radikal, yaitu memainkannya di China. Ini menjadi alternatif agar klub tidak mengalami kerugian karena harus mengganti pembayaran hak siar televisi. Dan, Liverpool akan menjadi klub pertama Liga Pemier yang merayakan gelar juara di luar Inggris. 

Liga Inggris harus diselesaikan, apa pun caranya. Bukan sekadar menentukan tim juara karena Liverpool yang memiliki poin 82 hampir dipastikan tampil sebagai pemenang. Pasalnya jarak poin The Reds sudah sangat jauh dengan rival terdekat, Manchester City, yang memiliki poin 57. Dengan tersisa 9 pertandingan, Liverpool tinggal selangkah lagi menjadi juara.

Persoalannya adalah persaingan memperebutkan posisi 3 dan 4 karena menentukan siapa yang akan mendapatkan tiket ke Liga Champions. Leicester City dan Chelsea yang berada di posisi itu masih belum aman karena bisa digoyang Manchester United yang berada di peringkat 5, Wolverhampton Wanderers dan Shieffeld United. 

Negara yang mungkin bisa menyelenggarakan kompetisi adalah China. Ini seperti tidak masuk akal

Bagaimana dengan tim-tim di zona degradasi? Peta persaingan juga masih bisa berubah karena jarak poin yang sangat dekat. Bahkan Norwich City yang menghuni dasar klasemen memiliki poin 21. 

Mereka hanya terpaut 6 poin dari West Ham United dan Watford yang berada di zona aman. Bahkan Bournemouth yang menduduki peringkat 18 atau tertinggi di zona merah memiliki poin sama dengan 2 tim di atasnya. 

Persoalan lain jelas uang. Bila kompetisi tak selesai, klub-klub Liga Premier Inggris harus mengganti kerugian yang mencapai 750 juta poundsterling atau Rp 15 triliun. Besar kecilnya ganti rugi tergantung berapa banyak pertandingan klub itu disiarkan televisi. 

Klub bersama operator Liga Premier memang sudah mencapai kesepakatan dengan pemegang hak siar, Sky dan BT Sport. Ada pengurangan ganti rugi dan pembayarannya cukup fleksibel. Persoalannya, mereka juga harus membayar ganti rugi kepada televisi dari luar Inggris yang turut menyiarkan pertandingan liga. 

Demi menghindari pembayaran ganti rugi, 20 klub Liga Premier berupaya agar kompetisi bisa diselesaikan. Persoalannya semua terbentur dengan pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir sampai 1 atau 2 bulan ke depan. 

Saking pusingnya, klub-klub tersebut mengeluarkan gagasan menggelar Liga Premier di China. Negara itu sudah terbebas dari virus corona karena kebijakan me-lockdown satu kota, yaitu Wuhan, berhasil diterapkan dengan baik. 

Bahkan Liga China sudah direncanakan bergulir kembali. Hanya klub-klub kesulitan mendatangkan pemain asing mereka yang sudah pulang ke negaranya masing-masing. 

Gagasan itu dilontarkan saat 20 petinggi klub melakukan konferensi melalui video pada Jumat, 2 April 2020.  Salah seorang petinggi klub kepada Football. London, menyebut ini memang ide radikal. 

Namun gagasan tersebut bisa menjadi solusi dengan menggelar kompetisi di luar Inggris. Apalagi, negara-negara di Asia sudah rutin menggelar turnamen pramusim yang melibatkan klub-klub Eropa.

"Negara yang mungkin bisa menyelenggarakan kompetisi adalah China. Ini seperti tidak masuk akal. Bahkan bagi saya ini ide gila dan sudah pasti ada penolakan," kata CEO sebuah klub. 

"Kami mungkin akan dibantai habis-habisan bila memindahkan Liga Premier ke negara lain. Orang juga mengira kami hanya membual. Saya paham mengapa mereka berpikir seperti itu. Semula saya berpikir hal sama. Namun akhirnya saya tidak berpikir seperti," ucapnya. 

Hanya sudah pasti ada yang menentang usulan tersebut. Pasalnya itu hanya membuang energi. 

"Itu hanya membuang energi. Yang kita inginkan adalah memulai liga dan kehidupan. Sayang untuk saat ini hanya Tuhan dan pandemi yang bisa memutuskannya," jawab dia. 

Tidak ada keputusan terkait usulan itu. Namun sejumlah CEO klub mengisyaratkan tertarik menyelesaikan di luar Inggris. []

Berita terkait
Tiga Skenario Nasib Liga Inggris Musim 2019/2020
Dampak pandemi virus corona (Covid-19) menghantam liga Inggris, ada tiga skenario nasib liga di tengah pandemi corona
Dua Kemenangan Lagi Liverpool Juara Liga Inggris
Liverpool sudah kumpulkan 82 poin dari 29 laga sehingga butuh 6 poin lagi atau dua laga menang agar bisa mengunci juara Liga Inggris 2019/2020
Klasemen Liga Inggris, Liverpool Segera Juara
Hasil pertandingan Liga Inggris di pekan ke-25 membuat Liverpool kian menjauh dari pesaingnya. Manchester City sudah sulit mengejar Liverpool.