Ibu Negara Nikaragua dan 7 Lain Kena Sanksi Uni Eropa

Uni Eropa jatuhkan sanksi terhadap ibu negara Nikaragua dan tujuh pejabat tinggi lain yang dituduh melakukan pelanggaran HAM
Ibu Negara Nikaragua sekaligus Wapres Nikaragua, Rosario Murillo, 5 September 2018 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Alfredo Zuniga, File)

Jakarta – Uni Eropa, 2 Agustus 2021, menjatuhkan sanksi terhadap Rosario Murillo, ibu negara sekaligus wakil presiden Nikaragua dan tujuh pejabat tinggi lain yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang serius atau merusak demokrasi, menyusul tindakan keras pemerintah negara itu terhadap para politisi oposisi.

Markas Besar Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sanksi-sanksi, yang meliputi pembekuan aset dan larangan perjalanan di Eropa, ditargetkan secara khusus kepada individu-individu itu dan dirancang sedemikian rupa untuk tidak merugikan penduduk atau ekonomi Nikaragua.

Dalam dua bulan terakhir, polisi di Nikaragua telah menangkap dan menahan lebih dari 20 tokoh oposisi dan beberapa kandidat yang mungkin dapat menantang Presiden Daniel Ortega dalam pemilu 7 November 2021.

Ortega, 75, menuduh protes jalanan April 2018 di negara itu adalah bagian dari upaya kudeta terorganisir dengan dukungan pihak asing. Ia sedang mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat berturutan dalam pemilu itu.

perempuan di depan mural ibu negara nikaraguaSeorang perempuan pakai masker berjalan di depan murał Presiden Nikaragua Daniel Ortega dan Wakil Presiden Rosario Murillo di Managua, Nikaragua, 27 Maret 2020 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Oswaldo)

Sebagian besar dari mereka yang ditangkap dalam tindakan keras pemerintah itu ditahan tanpa komunikasi, di lokasi yang dirahasiakan dan tanpa akses ke pengacara.

Uni Eropa mengatakan sanksi-sanksi tersebut menunjukkan bahwa blok 27 negara itu siap menggunakan semua instrumennya untuk mendukung solusi yang demokratis, damai, dan dinegosiasikan untuk krisis politik di Nikaragua.

Uni Eropa mengatakan bahwa penahanan pekan lalu terhadap calon presiden ketujuh menggambarkan besarnya penindasan di Nikaragua dan memproyeksikan gambaran suram dalam pemilu mendatang.

Langkah terbaru membuat jumlah pejabat Nikaragua yang dikenai sanksi Uni Eropa menjadi 14 (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Nobel Alternatif untuk Belarus, Nikaragua, AS, dan Iran
Sebuah yayasan di Stockholm, Swedia, memberikan penghargaan disebut Nobel Alternatif kepada empat aktivis hak asasi manusia (HAM)
Pemerintah Nikaragua Kutuk Kudeta Bolivia
Pemerintah Nikaragua mengutuk aksi kudeta di Bolivia setelah Presiden Evo Morales mundur di tengah protes sengketa pemilu.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara