Ibu Kota Boleh Pindah, tapi Jangan Hatimu

'Ibu kota boleh pindah, tapi jangan hatimu.' 'Ibu kota boleh pindah tapi ibu ibu kita tetap akan besanan kan?' Antusiasme humor kalangan milenial.
Ilustrasi - Pengendara melintas di dekat Masjid Agung Al Ikhlas di Kabupaten Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur, Senin, 26 Agustus 2019. Ini calon ibu kota RI. (Foto: Antara/Bagus Purwa)

Jakarta - "Ibu kota boleh pindah, tapi jangan hatimu." "Ibu kota boleh pindah tapi ibu ibu kita tetap akan besanan kan?" 

Humor berkaitan rencana Indonesia pindah ibu kota tersebut ramai di kalangan netizen. Menjadi bagian yang diriset Indonesia Indicator (I2).

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang, mengatakan keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur mengundang antusiasme netizen dari kalangan milenial di Twitter.

Ia menambahkan, sepanjang 1 Agustus-26 Agustus 2019, antusiasme netizen terhadap isu pemindahan ibu kota cukup besar.

Indonesia Indicator mencatat 93.321 percakapan dari 26.435 akun manusia dan 1.731 akun robot membahas isu pemindahan ibu kota.

Percakapan rencana pindah ibu kota, kata Rustika, didominasi kalangan milenial.

"Sebanyak 44,5 persen netizen yang merespons adalah berusia 18-25 tahun, sementara 38 persen netizen berusia 26-35 tahun," kata Rustika seperti diberitakan Antara.

"Isu ini menarik perhatian milenial karena cukup mengejutkan, tidak disangka-sangka, dan memberikan mereka imajinasi yang kreatif," lanjutnya.

Isu negatif belum terlihat gregetnya. Mungkin karena strategi komunikasi yang digunakan Jokowi langsung menyasar ke pertanyaan yang selama ini ditujukan pada dirinya, yakni soal lokasi, anggaran, urgensi.

Rustika mengatakan, emosi terbesar netizen atas isu tersebut adalah Anticipation, Surprise, dan Trust. 

Anticipation berisi percakapan andai-andai bila pindah ibu kota apa yang akan mereka lakukan, harapan, kecemasan, kekhawatiran atas rencana pindah ibu kota.

Surprise lebih banyak dipicu keterkejutan atas keputusan pindah ibu kota, selain juga sebenarnya karena percakapan yang dimunculkan dari sebuah acara talkshow di TV.

Trust berisi dukungan netizen pada keputusan presiden.

Rustika melihat hal menarik, netizen berusia 18-25 tahun merespons isu pindah ibu kota dengan humor dan kreativitas.

Sementara, mereka yang berusia 26-35 tahun lebih banyak mengutarakan kekhawatiran.

Netizen Jakarta dan Kaltim

Rustika mengatakan, dari sisi persebaran akun yang terdeteksi, percakapan pemindahan ibu kota menjadi percakapan netizen dari berbagai wilayah. 

Dari 10 besar, DKI tertinggi, sementara itu terlihat pula akun-akun dari Kalimantan Timur cukup aktif men-tweet.

Ia menjelaskan, isu terbesar yang menjadikan percakapan ini ramai karena percakapan soal di mana sebenarnya lokasi ibu kota nantinya. 

Wilayah yang terbanyak disebut adalah Kalimantan Timur, 19 ribu percakapan. Kalimantan Tengah, 13 ribu percakapan. Belakangan mereka menyebut Papua mungkin lebih baik, 3.000 percakapan.

Akun Oposisi

Isu terbesar kedua terkait kritikan netizen kepada Jokowi, khususnya dilakukan lebih banyak oleh akun-akun oposisi pemerintah.

Rustika mengatakan dari sisi jejaring percakapan seminggu terakhir, terlihat sebanyak 55,57 persen jejaring percakapan netizen menolak rencana pemindahan ibu kota, 9,37 persen mendukung, sementara 35,07 netral.

Kelompok kontra membahas tentang urgensi, anggaran, dianggap tidak menyelesaikan masalah, atau lebih baik membayar utang. 

Kelompok pro mendukung sepenuhnya rancangan baru dengan konsep modern, smart, green, serta menyatakan bahwa saat ini sudah waktunya ada pemerataan pembangunan. 

Kelompok netral lebih membicarakan persiapan dan desain ibu kota baru.

Setelah Diumumkan

Setelah Presiden Jokowi mengumumkan keputusan memindahkan Ibu Kota RI ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, emosi netizen langsung didominasi percakapan anak muda berusia 18-25 tahun.

Pada 26-27 Agustus 2019 ada sebanyak 59.848 percakapan dari 20.970 akun manusia (93,3 persen). Sebanyak 44,4 persen di antaranya didomiansi milenial usia 18-25 tahun.

"Mereka merespons pengumuman Presiden Jokowi dengan ucapan 'selamat', 'akhirnya', 'harapan', serta mengutarakan beberapa 'kecemasan'," kata Rustika.

Sebanyak 36,8 persen netizen merespons isu tersebut berusia 26-35 tahun. Sebanyak 60,2 persen laki-laki dan 39,8 persen perempuan.

Setelah pengumuman, emosi netizen didominasi Anticipation, Trust, dan Joy. Percakapan yang sifatnya humor dan menghibur menjadi salah satu perhatian netizen, hingga mencapai 15 persen.

Para netizen juga berharap pemindahan ibu kota tidak merusak hutan dan ekosistem.

Juga berisi ajakan mengawal, beberapa menunjukkan argumentasi apabila dipindahkan ke Kalimantan Timur, termasuk juga ajakan pegawai negeri sipil (PNS) tidak boleh menolak.

Sebanyak 24 persen percakapan netizen berisi kritikan dan beberapa penolakan masih dimunculkan lebih karena khawatir pemindahan ini hanya akan menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Emosi Trust merupakan bentuk dukungan atas keputusan pemindahan ibu kota, setelah akhirnya Jokowi mengumumkan wilayah yang dituju.

"Isu negatif belum terlihat gregetnya. Mungkin karena strategi komunikasi yang digunakan Jokowi langsung menyasar ke pertanyaan yang selama ini ditujukan pada dirinya, yakni soal lokasi, anggaran, urgensi," ujar Rustika Herlambang. []

Berita terkait
DPR Sebut Pindah Ibu Kota Butuh Anggaran Rp 486 Triliun
Dana anggaran yang dibutuhkan untuk pemindahan ibu kota baru membutuhkan biaya hingga berkisaran triliunan rupiah.
Alasan Jokowi Memilih Penajam dan Kutai Kartanegara
Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur diputuskan Jokowi sebagai ibu kota baru untuk Indonesia pada 2024. Ini alasannya.
Amel Carla Khawatir Kalimantan Timur Jadi Ibu Kota
Pesinetron Amel Carla menyimpan kekhawatiran saat mendengar keputusan Presiden Jokowi yang akan memindahkan Ibu Kota Indonesia.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia