Ibu Kota Baru Harus Simbolkan Identitas Bangsa

Ibu kota baru sebagai pengganti Jakarta harus dibangun dengan semangat yang mencerminkan simbol dan identitas bangsa. Juga berdaya saing global.
Gelaran FM Forum 2019 di Palembang, Sumatera Selatan, 14 dan 15 November 2019. (Foto: Tagar/Yuyun Yunani)

Palembang - Ibu kota suatu negara merupakan simbol dari negara itu sendiri. Karenanya ibu kota baru Indonesia yang kelak menggantikan Jakarta harus mempresentasikan identitas dan persatuan bangsa.

"Indonesia memerlukan ibu kota yang merepresentasikan identitas dan persatuan bangsa dalam kerangka nation and state building dan merefleksikan kebhinekaan," kata Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Yahya Rachmana Hidayat, di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 14 November 2019. 

Yahya hadir di Palembang di kegiatan Facility Management Forum 2019 yang digelar selama dua hari, kemarin dan Jumat 15 November 2019 ini. Kegiatan di gelar di Hotel Santika Premiere Bandara.

Menurut Yahya, selain masalah identitas, ibu kota negara baru harus smart, green, beautiful dan sustainable. Bisa diwujudkan, diantaranya melalui penerapan konsep forest city. Sehingga ada ruang terbuka hijau minimal 50 persen dari total luas area. 

Ruang terbuka hijau ini meliputi recreation park, green spaces zoo, botanical garden, sport complex. Terintegrasi dengan bentang alam seperti kawasan berbukit dan daerah aliran sungai struktur topografi.

Indonesia memerlukan ibu kota yang merepresentasikan identitas dan persatuan bangsa dalam kerangka nation and state building dan merefleksikan kebhinekaan.

Perlu juga pemanfaatan energi terbarukan dan rendah karbon atau solar energy dan gas untuk power and gas supply, efficient power grid, street and building lighting

"Untuk efisiensi dan konservasi energi diperlukan green building design melalui penerapan circular water management system, efficient lighting system dan district cooling system," jelas dia.

Selain itu, ibu kota negara yang baru perlu berorientasi pada public transportation, sepeda dan pedestrian yang terintegrasi. Penggunaan smart technology dan aplikasi berorientasi manusia, penerapan konsep intelligent city dan digital hub yang mandiri dan aman. 

Tak kalah penting, penerapan integrated information system dan intelligent transport system, penggunaan smart water management system, penerapan smart waste management.

Ibu kota juga harus menjadi kota yang modern dan berstandar internasional dengan fasilitas international university, research dan high tech industries. Agar menjadi salah satu magnet pertumbuhan dan keunggulan secara global sekaligus pembangkit perekonomian lokal. 

"Perlu juga smart hospital berskala internasional yang mengoptimalisasikan ICT berbasis internet of things. Juga didukung dengan tata kelola pemerintah yang efisien dan efektif meliputi smart governance dan reformasi kepemerintahan,” katanya[]

Baca juga:

Berita terkait
Ibu Kota Baru Jokowi dan Silicon Valley
Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur Ibu kota baru tidak sekedar mememindahkannya saja, tetapi membangunnya setara Silicon Valley.
Jokowi dan Prabowo Bahas Ibu Kota Baru di Kalimantan
Presiden Joko Widodo mengundang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan Jakarta bahas berbagai persoalan ekonomi.
Kawasan Inti Ibu Kota Baru: Bukit Sudharmono Kaltim?
Titik nol calon lokasi sekaligus kawasan inti ibu kota baru di Kalimantan Timur berada di Bukit Sudharmono?