Jakarta - Huawei kini sedang mempersiapkan jaringan generasi berikutnya, 6G. Namun, nyaris gagal kala pihak Huawei sempat memutuskan tidak menggunakan teknologi buatan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Gizmo China, Senin, 30 september 2019, Huawei telah memulai penelitian mengenai 6G. Persiapan jaringan 6G ini dilaporkan langsung dikonfirmasi oleh CEO dan pendiri Huawei Ren Zhengfei.
Huawei secara paralel telah bekerja pada teknologi 5G dan 6G. Namun, pengembangan 6G masih dalam fase awal dan belum tersedia secara komersial.
5G saat ini dianggap sebagai generasi telekomunikasi menjanjikan kecepatan data, berfungsi sebagai teknologi pendukung untuk mobil tanpa pengemudi dan kontrol kritis perangkat jarak jauh seperti alat berat.
Sampai sekarang, adopsi 5G masih terbatas pada beberapa negara seperti Inggris dan Korea Selatan. Sementara China diperkirakan segera mengimplementasikannya.
Ren Zhengfei mengatakan, sebelum 6G menjadi kenyataan, industri perlu menetapkan standar yang dapat memakan waktu bertahun-tahun agar terbentuk. Selain itu, masih belum jelas apa yang akan menjadi kegunaan dan aplikasi dari teknologi ini.
Dengan itu, Huawei saat ini memusatkan sumber daya dan upayanya dalam 5G dan mungkin butuh waktu lama sebelum mendengar 6G dari perusahaan lagi.
Meski demikian, sempat beredar kabar jika pihak Huawei memutuskan untuk memproduksi stasiun pangkalan 5G tanpa menggunakan teknologi buatan Amerika Serikat.
Tanpa disadari, ternyata sangat berpengaruh pada unit bisnis ponsel dan telekomunikasi Huawei. AS diduga menghasut para sekutunya untuk melarang keterlibatan raksasa teknologi China dalam peluncuran 5G.
Kinerja stasiun pangkalan tetap baik, kata Ren, walau tidak menggunakan teknologi dan komponen AS jika memungkinkan. []